News
Kamis, 18 Desember 2014 - 08:15 WIB

Lulusan S3 Kedokteran UNS Solo Temukan Pendeteksi Sepsis

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Trisulo Wasyanto (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO—Lulusan pertama program S3 Ilmu Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Trisulo Wasyanto, berhasil menemukan metode pendeteksi penyakit sepsis melalui tes darah. Temuan metode pendeteksi penyakit sepsis ini menjadi yang pertama di dunia.

Trisulo Wasyanto mengatakan sepsis merupakan penyakit berbahaya yang bisa menyebabkan kematian. di ruang perawatan intensif atau ICU, angka kematian akibat penyakit ini mencapai 50%.

Advertisement

“Angka kematian ini akan meningkat menjadi 70 persen jika terjadi komplikasi serangan jantung,” ujarnya saat ditemui wartawan seusai mengikuti ujian terbuka promosi dokto Prodi S3 Ilmu Kedokteran di kampus setempat, Rabu (17/12/2014).

Penyakit ini disebabkan infeksi bakteri, virus maupun parasit yang menyerang darah. Penderita umumnya mengalami gejala panas yang tinggi atau justru kedinginan hingga meracau atau kesulitan mengontrol omongan. Penderita kadang juga mengalami nyeri pada tulang dan sendi mereka.

Selama ini, sambung dia, untuk mendeteksi pasien sepsis hanya bisa dilakukan dengan peralatan echocardiografi. Peralatan tersebut biasanya hanya terdapat di rumah sakit tipe A dan pengoperasiannya hanya bisa dilakukan oleh dokter spesialis jantung.

Advertisement

Akibatnya, pasien sepsis menumpuk di rumah sakit tersebut dan memperlambat penanganan. Selain itu, konsultan cardiologi RSUD Dr Moewardi tersebut juga menyebutkan pasien harus mengeluarkan uang hingga Rp500.000 untuk sekali tes dengan alat echocardiografi tersebut.

Setelah melakukan penelitian sejak November 2013 hingga Maret 2014, dia berhasil menemukan metode baru untuk mendeteksi penyakit tersebut. Metode tersebut adalah mid regional pro atrial natriuretik peptide (MR Pro ANP).

Metode ini efektif mendeteksi disfungsi sistolik ventrikel kiri jantung pada pasien sepsis. Dengan metode, pasien hanya cukup menjalani  pemeriksaan melalui tes darah melalui alat yang bernama Kryptor.

Advertisement

“Metode pendeteksi ini adalah yang pertama di dunia,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Kepala Kelompok Staf Medik (KSM) Jantung RSUD Dr Moewardi itu.

Lebih lanjut, dia mengatakan metode ini cukup akurat untuk menentukan penyakit sepsis yang diderita pasien. Penelitian tersebut dia lakukan kepada 71 sampel pasien di RS Dr Moewardi.  Tingkat akurasinya mencapai  0,84 persen.

Penelitiannya pun ditulis dalam disertasi yang berjudul Mid Regional Pro Atrial Natriuretik Peptide (MR PRO ANP) sebagai Biomarker Disfungsi Sistolik Ventrikel Kiri Jantung pada Sepsis. Dalam ujian kemarin, dia memperoleh IPK 3,91.

Dalam waktu dekat ini, pihaknya akan mengurus pematenan metode deteksi awal untuk pemeriksaan pasien sepsis. Hasil penelitian ini juga siap disebarkan kepada dokter-dokter lainnya untuk membantu menyelamatkan pasien sepsis.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif