Jogja
Selasa, 16 Desember 2014 - 00:20 WIB

Tiga CCTV Pantau Banjir Lahar Hujan di Merapi

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Truk pasir terjebak banjir Sungai Progo, Jumat (5/12/2014). (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, SLEMAN- Tiga kamera closed circuit television dipasang di puncak Gunung Merapi untuk memantau banjir lahar hujan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman Julisetiono Dwi Wasita mengatakan adanya ancaman banjir lahar hujan yang sewaktu-waktu dapat terjadi, pihaknya telah melakukan survei dan pemetaan titik-titik tanggul penahan aliran sungai yang rawan jebol.

Advertisement

“Guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti banjir lahar dingin akibat hujan, saat ini selalu dilakukan pemantauan melalui tiga kamera CCTV yang terpasang di puncak Gunung Merapi,” katanya, Minggu (14/12/2014).

Selain itu, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY.

BPPTKG DIY saat ini memantau potensi banjir lahar dingin melalui CCTV yang terpasang di sejumlah titik sungai yang aliran airnya berhulu di Gunung Merapi. Guna mengetahui adanya potensi banjir lahar, BPPTKG juga menggunakan beberapa parameter pemantauan.

Advertisement

Parameter pertama yakni memantau CCTV yang sudah terpasang pada 18 titik di hulu Gunung Merapi, kedua melakukan pemantauan curah hujan yang terjadi di puncak Gunung Merapi melalui sejumlah stasiun pemantau yang juga sudah terpasang.

“Namun, prediksi kami, potensi banjir lahar pada musim hujan tahun ini lebih kecil dibanding tahun-tahun sebelumnya,” kata Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTKG Yogyakarta Agus Budi Santoso.

Ia mengatakan masyarakat memang tetap harus waspada terhadap potensi banjir lahar yang membawa material erupsi Gunung Merapi pada musim hujan ini.

Advertisement

“Curah hujan di puncak Gunung Merapi saat ini, memang intensitasnya kerapkali tidak terlalu berbeda dengan yang berada di bawah kawasan pegunungan. Pasalnya di puncak lebih sering terjadi badai tanpa disertai dengan hujan,” katanya.

Agus mengatakan hal yang harus diwaspadai adalah ketika terjadi hujan secara terus menerus selama 40 menit di kawasan puncak Gunung Merapi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif