Jogja
Selasa, 16 Desember 2014 - 14:40 WIB

Petani Pegunungan Menoreh Kulonprogo Luncurkan Teh Wangi Suroloyo

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Kulonprogo dan sejumlah tamu yang hadir dalam peluncuran Teh Wangi Suroloyo melakukan wur-wur di perkebunan teh di Dusun Tritis, Desa Ngargosari, Kulonprogo, Senin (15/12/2014). (Foto dokumen)

Harianjogja.com, KULONPROGO–Membangkitkan lagi geliat teh di Kulonprogo, petani teh di Dusun Tritis, Desa Ngargosari, Samigaluh meluncurkan Teh Wangi Suroloyo, Senin (15/12/2014).

Tak hanya menjadi agrobisnis yang potensial, pengembangan budidaya dan produksi teh Kulonprogo juga dapat membangun imej Jogja sebagai budaya teh Indonesia.

Advertisement

Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo mengatakan, Teh Wangi Suroloyo merupakan salah satu pencapaian petani teh di desa itu yang selama ini telah tekun membudidayakan teh asal Menoreh. Hasto berharap, pengembangan dan peningkatan produksi teh itu dapat terus digiatkan.

“Saya berterima kasih atas peran Kelompok Usaha Bersama [Kube] Menoreh Jaya dalam memajukan industri teh Kulonprogo. Kelak menghadapi pasar bebas Asia, petani harus rajin dalam memproduksi teh supaya kualitas teh ini dapat terus ditingkatkan,” ujar Hasto.

Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY Sutarto menambahkan, budaya minum teh di Kraton Ngayogyakarta dapat menjadi pendorong pengembangan teh DIY menjadi lebih baik.

Advertisement

Dia mengungkapkan, budaya itu terbukti melalui minat tinggi masyarakat Jogja akan budaya minum teh yang telah dilakukan secara turun temurun.

“Kami berharap teh yang dibudidayakan di Girimulyo dan Samigaluh, dapat menjadi komoditas penting Kulonprogo. Ke depan teh ini dapat dikembangkan menjadi usaha agrobisnis yang mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat,” papar Sutarto.

Direktur PT Pagilaran Rahmat Gunadi menambahkan, produktivitas teh di perkebunan teh Samigaluh dapat mencapai tiga ton per hektare per tahun. Rahmat mengungkapkan, untuk mencukupi produksi teh, perusahaan ini setidaknya membutuhkan suplai daun teh kering dari lahan seluas kurang lebih 198 hektare.

Advertisement

“Untuk mencapai produktivitas itu, petani harus memilih clone yang benar dan baik. Kemudian memupuk dan memelihara kebun dengan baik. Jika hal ini bisa dilakukan, maka target ini bukan hal yang mustahil untuk dicapai,” kata Rahmat.

Camat Samigaluh Wahyu Pujianto menambahkan, mendukung visi dan misi Bela Beli Kulonprogo, upaya pemasaran Teh Wangi Suroloyo juga akan turut melibatkan para pedagang kecil.

Hal itu dilakukan agar produk teh asli Kulonprogo dapat dikenalkan secara baik ke masyarakat.

“Kami akan mengajak pedagang kecil untuk mempromosikan dan memasarkan produk teh Kulonprogo, yakni Teh Wangi Suroloyo ini. Misalnya dipasarkan ke warung-warung kecil hingga ke pedagang angkringan,” imbuh Wahyu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif