News
Selasa, 16 Desember 2014 - 09:33 WIB

PENYANDERAAN AUSTRALIA : Aksi Penyanderaan di Kafe Lindt Berakhir, Pelaku dan 2 Sandera Tewas

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang sandera berlari menuju polisi setelah berhasil keluar dari lokasi penyanderaan di Lindt Cafe, Sydney, Australia, Senin (15/12/2014). (JIBI/Solopos/Reuters)

Solopos.com, SYDNEY – Aksi penyanderaan di Lindt Cafe di Sydney, Australia, berakhir, Selasa (16/12/2014) dini hari. Polisi menggerebek masuk ke kafe itu.

Dua sandera tewas, yakni Tori Johnson, 34,  sang manajer kafe dan perempuan pengacara Katrina Dawson, 38.

Advertisement

Seperti dikutip dari ABC, Selasa, keduanya tewas terkena tembakan. Kedua korban mengembuskan napas terakhir saat dibawa ke rumah sakit.

Dalam penggerebekan pukul 02.00 pagi waktu setempat itu, polisi masuk setelah mendengar tembakan. Pelaku Man Haron Monis, 50, diketahui memegang senjata api.

Seperti dilansir Detik, penyanderaan sudah berlangsung kurang lebih selama 16 jam. Dalam penyanderaan itu juga, Haron Monis tewas.

Advertisement

Polisi mengonfirmasi dua sandera –yang merupakan bagian dari 20 orang yang disandera sejak Senin (15/12/2014) pukul 09.45 waktu setempat– tewas dan empat orang lagi cedera. Satu di antara korban luka adalah personel polisi.

“Tembakan dilepaskan selama bentrokan. Akibatnya ialah pria yang berusia 50 tahun dinyatakan tewas setelah dibawa ke rumah sakit. Seorang pria lagi, yang berumur 34 tahun, dan seorang perempuan, 38, dinyatakan meninggal setelah dibawa ke rumah sakit,” kata pernyataan polisi.

Tak lama setelah pukul 02.15 waktu setempat, polisi dengan paksa memasuki bangunan itu dengan menggunakan granat cahaya dan melepaskan tembakan. Demikian dilaporkan Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi.

Advertisement

Pria bersenjata itu, Haron, berasal dari Iran dan kini tinggal di bagian barat daya Sydney. Sebelumnya, ia telah mengirim surat yang bernada keras kepada keluarga tentara Australia yang tewas, dan menyebut mereka pembunuh.

Dengan bersenjatakan senapan dan membawa bendera yang berkaitan dengan kelompok fanatik, Haron menyerbu kafetaria itu pada Senin pagi. Para sandera digunakan sebagai tameng manusia, dipaksa untuk berdiri di jendela dan memegang bendera yang berwarna hitam dan putih.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif