Soloraya
Selasa, 16 Desember 2014 - 22:15 WIB

HUJAN DERAS WONOGIRI : Jembatan Jendi Selogiri Ambrol, 3 Warga Terisolasi

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Camat Selogiri, Bambang Haryanto (kanan) dan Kapolsek Selogiri, Iptu M Kariri (tengah) meninjau jembatan antardesa di Dusun Bendungan, Desa Jendi, Kecamatan Selogiri yang putus akibat hujan deras. Foto diambil, Selasa (16/12/2014). (Trianto HS/JIBI/Solopos)

Solopos.com, WONOGIRI-–Hujan deras yang mengguyur Wonogiri mengakibatkan jembatan antardesa di Dusun Bendungan RT 004/RW 003, Desa Jendi, Kecamatan Selogiri, Wonogiri putus. Akibatnya tiga warga Dusun Bendungan terisolasi.

Putusnya jembatan juga mengakibatkan anak sekolah dan warga Desa Pule dan Desa Kepatihan, keduanya masuk Kecamatan Selogiri meski memutar jalan jika ingin ke tempat tujuan.

Advertisement

Warga Dusun Bendungan RT 004/RW 003, Misno ditemui Solopos.com, Selasa (16/12/2014), di lokasi bencana, bercerita, ambrolnya badan jembatan dan patahnya sayap jembatan diketahui setelah seorang pengendara sepeda motor berbalik arah.

“Peristiwa Senin sore saat hujan deras. Waktu itu seorang pengendara sepeda motor berbalik arah dan berteriak jika badan jembatan ambrol. Warga bergegas membuktikan dan menutup jalan agar tidak ada korban,” ujarnya.

Advertisement

“Peristiwa Senin sore saat hujan deras. Waktu itu seorang pengendara sepeda motor berbalik arah dan berteriak jika badan jembatan ambrol. Warga bergegas membuktikan dan menutup jalan agar tidak ada korban,” ujarnya.

Diceritakannya, jembatan itu terletak di Dusun Dungsari dengan Dusun Bendungan, Desa Jendi. Tiga warga Dusun Bendungan RT 004/RW 003 yang terisolasi adalah Wagiyo, 52, Darso, 54 dan Painem, 50.

Swadaya Masyarakat

Advertisement

“Anggaran pembangunan jembatan dari berbagai sumber, baik APBD, PNPM maupun swadaya masyarakat. Yang jelas jembatan dibangun secara swadaya oleh masyarakat sekitar. Sebelumnya warga Dusun Bendungan meski naik sampan ketika akan menyeberang ke dusun seberang. Sejak 2011 jembatan selesai dibangun dan bisa digunakan menjadi jalan alternatif ke Desa Pule dan Desa Kepatihan,” katanya.

Misno menyatakan, selama jembatan belum diperbaiki warga beralih rute yang lebih jauh atau sekitar empat kilometer dari sebelumnya. Kades Jendi, Suharni mengatakan, segera membangun jembatan darurat agar tiga warganya tidak terisolasi.

“Sementara waktu warga akan bergotong-royong membuat jembatan darurat dari bahan kayu atau bambu. Pejalan kaki atau pengendara sepeda motor diharapkan bisa melintas.”

Advertisement

Suharni menjelaskan jembatan memiliki volume panjang 12 meter, lebar empat meter dan tinggi sekitar lima meter. “Jembatan itu dibangun secara bertahap. Mulai dari rabat jalan hingga badan jembatan dan sayap jembatan.”

Suharni menilai sayap jembatan ambrol diduga karena tidak ada pori-pori dan timbuan tanah belum padat. Camat Selogiri, Bambang Haryanto menyatakan, kerugian ditaksir senilai Rp250 juta.

Bambang mengatakan, sejak awal musim penghujan pihaknya sudah mengingatkan kepada kepala desa dan kepala kelurahan untuk meningkatkan kewaspadan bencana alam. “Wilayah Selogiri rentan bencana alam. Seperti banjir dan tanah longsor.”

Advertisement

Sementara itu, Mantri Pengairan Waduk Krisak, Aris Sasono menegaskan, volume air di Waduk Krisak belum penuh.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif