Entertainment
Selasa, 16 Desember 2014 - 14:45 WIB

ASHANTY MELAHIRKAN : Gus Mul Kirim Surat Terbuka untuk Anang Hermansyah

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anang, Ashanty (Gus Mun/detik)

Solopos.com, SOLO – Blogger Agus Mulyadi mengomentari tayangan persalinan Ashanty yang disiarkan langsung di salah satu stasiun televisi. Pria yang akrab disapa Gus Mul ini menulis kegelisahannya dalam surat terbuka.

“Publik sebagai pemilik frekuensi harusnya berhak mendapatkan siaran bermutu, atau minimal siaran yang etis dan normatif lah,” tulis Agus Mulyadi yang menerangkan keluhannya dalam sebuah surat terbuka di Mojok.co, Senin (15/12/2014).

Advertisement

Penulis buku Jomblo Hafal Pancasila itu lantang mengkritik program acara yang disiarkan RCTI mulai pukul 13.00 WIB hingga 16.30 WIB itu.

Sebelumnya, Gus Mul membuka tulisannya dengan pujian terhadap Anang. Menurutnya Anang adalah representasi pria yang cemerlang dalam perkara wanita.

Setelah memuji Anang, Gus Mul mengingatkan Anang karena kapasitasnya sekarang telah berubah jadi anggota legislatif.

Advertisement

“Mas Anang pasti sudah dapat banyak mensyen dari follower yang tidak setuju dengan rencana tersebut karena dianggap sebagai perampasan hak frekuensi publik,” tulis Gus Mul.

Dia lantas melanjutkan kritiknya dengan menyebut Anang sebagai legislator sudah tak menggubris aspirasi publik. Gus Mul juga menyesali sikap Anang yang seolah tak acuh dengan persoalan ini.

“Bukan apa-apa sih, Mas. Tapi tren mengkomersilkan momen-momen penting artis dalam bentuk siaran ini dikhawatirkan akan memunculkan sekuel-sekuel yang lain,” katanya.

Dengan berseloroh, Gus Mul mengaku takut jika sunatan Sony Wakwaw nanti juga akan disiarkan live via TV.

Advertisement

Berikut surat terbuka Gus Mul seperti dikutip Solopos.com, Selasa (16/12/2014);

Surat Terbuka Gus Mul untuk Anang Hermasnyah …

Dear Mas Anang yang fangkeh,

Advertisement

Perkenalkan, nama saya Agus Mulyadi, 23 tahun. Asli Magelang. Saya pengagum Mas Anang. Bukan, bukan bukan karena suara Mas yang serak-serak berat itu, sama sekali bukan. Saya kagum karena Mas Anang saya anggap sebagai representasi pria yang cemerlang dalam perkara wanita. 

Betapa tidak, Mas Anang sudah pernah menaklukkan hati wanita secantik Krisdayanti, terus mampu mendekati dan bahkan mem-PHP wanita semontok Syahrini, dan terakhir bisa menikahi wanita seimut Ashanty. Sungguh prestasi yang sangat luar binasa.

Beberapa waktu yang lalu, saya sudah mendengar tentang rencana persalinan istri Mas Anang yang cantik itu, persalinan yang akan disiarkan live di salah satu TV swasta nasional. Dan saya yakin, Mas Anang pasti sudah dapat banyak mensyen dari follower yang tidak setuju dengan rencana tersebut karena dianggap sebagai perampasan hak frekuensi publik.

Saya yakin, sebagai anggota dewan, tentu Mas Anang bisa berpikir untuk lebih berpihak pada khalayak-isme. Tapi sayang, ternyata Mas Anang ndak peduli sama perkara frekuensi publik itu. Mas Anang tetap melanjutkan rencana tayangan persalinan. Entah karena memang sudah kadung teken kontrak atau memang Mas Anang yang keras kepala.

Advertisement

Saya ndak tahu, apa tendensi Mas Anang ataupun RCTI sampai-sampai proses persalinan istri njengengan tercinta harus disiarkan secara langsung agar khalayak tahu. Entah sekadar perkara rating atau hanya sekedar sensasi. Tapi yang jelas, siaran live sebuah proses persalinan di stasiun TV adalah pembodohan yang seasu-asunya, Mas. Merampas hak publik atas tayangan siaran yang bermutu dan bermanfaat.

Saya kok ndak habis pikir dengan jalan pikiran Mas Anang. Buat apa, gitu, persalinan sampai perlu dibikin live? Kok ya selo sekali. Apa memang butuh sponsor karena lagi ndak ada duit? Semoga tidak ya, Mas.

Tentu naif kalau saya menganggap siaran persalinan itu karena Mas Anang tidak kuat bayar biaya persalinan. Welhadalah, bisa kuwalat saya kalau sampai menganggap Vokalis Kidnap Katrina hidup berkekurangan sampai ndak mampu bayar biaya persalinan istrinya. Lha wong sebagai artis merangkap Anggota Dewan, tentu duit yang masuk ke kocek Mas Anang setiap bulannya bisa sampai berpuluh atau bahkan beratus juta jumlahnya. Jangankan cuma biaya persalinan, kalau perlu rumah bersalin pun pasti bisa Mas Anang franchise-kan.

Selanjutnya ….

Mas Anang bilang, persalinan itu dibuat live karena ada nilai edukasi di dalamnya, terutama karena istri Njengengan pernah mengalami keguguran dan bertahan hingga melahirkan bayi perempuan setelah dua tahun pernikahan. Iya, Mas, saya tahu, saya turut bersimpati. Ibu-ibu atau bapak-bapak di seluruh penjuru nusantara juga rasanya pasti sama simpatinya seperti saya. Tapi kan ndak perlu begini juga, Mas. Ndak perlu pakai acara siaran langsung persalinan juga.

Tapi saya salut lho, Mas, sama njenengan. Ndak salut bagaimana, di Indonesia ini, hanya Mas Anang beserta istri lho yang bisa mengubah image persalinan, dari ritus yang suci dan sakral menjadi prosesi hingar-bingar yang berisik dan penuh dengan nuansa showbiz karena dikemas dalam bentuk reality show. Coba, siapa lagi yang bisa kalau bukan Mas Anang beserta istri?

Advertisement

Kalau saya pribadi sih ndak terlalu terganggu, Mas. Karena saya memang jarang sekali nonton TV. Tapi kalau yang lain, saya yakin bakal terganggu. Di twitter dan facebook, buktinya banyak juga yang mengeluhkan tayangan itu.

Bukan apa-apa sih, Mas. Tapi tren mengkomersilkan momen-momen penting artis dalam bentuk siaran ini dikhawatirkan akan memunculkan sekuel-sekuel yang lain. Diawali dengan pernikahan Raffi-Gigi, lalu Persalinan Ashanty. Lha besok apa lagi? Saya takut, jangan-jangan nanti sunatannya Sony Wakwaw juga bakal dibuat siaran live. (Semoga jangan ya, Dek Sony. Kakak percaya kamu anak baik, semoga SCTV juga begitu).

surat

Tinggal pindah channel ndasmu njebluk, Mas. Ini bukan soal channelnya, Mas. Tapi ini soal hak publik yang dirampas karena siaran persalinan yang sangat tidak bermutu itu, Mas. Memangnya Mas Anang mau, kalau Ashanty saya ganggu, terus saya colak-colek dan saya cuma perlu bilang: “Nang, kalau sampeyan merasa terganggu karena istri sampeyan saya colek, cari istri lain saja!” Jelas tidak mau kan, Mas?

Ingat, Mas. Publik sebagai pemilik frekuensi harusnya berhak mendapatkan siaran bermutu, atau minimal siaran yang etis dan normatif lah.

Ya silakan saja kalau memang berniat untuk mengedukasi mengenai bagaimana seorang istri (dalam hal ini, Ashanty) memperjuangkan kandungannya.

TAPI TAK BEEEEEGINIIIIIIIIII!!!

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif