Harianjogja.com, JOGJA- Sebuah komunitas pecinta Jepang di Jogja, Yujico tidak hanya sekedar berkumpul dan berdiskusi. Mereka juga punya kegiatan industri kreatif.
Secara struktur komunitas pecinta Jepang ini memiliki empat divisi, yaitu Divisi Band (Tanin), Divisi Industri Kreatif & Bazaar (Kit, Fira Ran), Divisi Cosplay (Yochan, Ika), dan Divisi Fotografi (Ucups, Radit).
“Yang di struktur komunitas, mereka itu adalah leader sesuai bidangnya dan kami semua adalah anggotanya. Ada satu divisi yang baru tapi baru akan direalisasikan 2015, yaitu Divisi Cover Dance yang dipegang anak Universitas Atma Jaya, kebetulan belum bisa hadir,” kata Rudy deJeer selaku penasehat Yujico, saat berbincang dengan Harianjogja.com, baru-baru ini.
Datang dari background yang berbeda-beda, dari jurusan yang berbeda, dan dengan keahlian yang beragam justru membuat komunitas ini menjadi utuh dan lengkap.
Datang dari background yang berbeda-beda, dari jurusan yang berbeda, dan dengan keahlian yang beragam justru membuat komunitas ini menjadi utuh dan lengkap.
Oleh karenanya, penempatan member di setiap divisi pun disesuaikan dengan kespesialan potensi yang dimiliki oleh setiap member. Misalnya Yoochan yang jago cosplay ditempatkan di divisi cosplay.
“Yoocan kan jago cosplay dan tau cara bikinnya. Kami manfaatin dan kami dorong untuk membuat workshop agar kami semua juga dapat ilmunya. Sebelumnya Mas Tanin yang kuliah di musik juga jadi kami dorong juga untuk membuat workshop tetang musik Jepang,” jelas Adam, salah satu penciri Yojico.
Dari beragam potensi itulah sebenarnya yang membuat Yujico lengkap dan saling mengisi satu sama lain. Dari kesepesialan potensi itu juga membuat Yujico menjadi komunitas pecinta jejepangan yang produktif dan berprestasi.
Ya, sesuai dengan tujuannya, yaitu membentuk industri kreatif berbasis kekeluargaan.
“Sebulan kemarin kami sibuk jualan. Di Jogja kan lagi banyak event Jepang. Kebetulan kami memproduksi hal-hal yang berbau Jepang. Yang diproduksi ada tas lukis, sepatu lukis, gantungan kunci action figure animasi yang dibikin sendiri dari bahan clay. Yujico Band juga beberapa kali diundang dalam setiap event Jepang” tutur Adam lagi.
Di luar event, Yujico tetap memproduksi barang-barang itu untuk memenuhi permintaan konsumen.
Untuk 2015, Yujico telah merencanakan beberapa hal, di antaranya Yojico Website (Community website & store), Female Cover Dance, Tokusatsu Indie Film (K*ncutDobolman).
Lebih dari sekadar sebagai tempat kumpulnya para penggemar jejepangan, Yujico merupakan wadah para member dalam mengolah potensi dan minat yang mereka miliki.
Bahkan Pras mengaku bahwa ia baru benar-benar mengetahui potensinya yang terpendam setelah bergabung bersama Yujico. Selain sebuah komunitas, Yujico juga merupakan rumah dan keluarga bagi member.