Soloraya
Minggu, 14 Desember 2014 - 20:40 WIB

JALAN RUSAK BOYOLALI : Gorong-Gorong 2 Meter Jebol, Jalur Randusari-Jatinom Tersendat

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah pengendara melintasi jalan di jalur Randusari-Jatinom tepatnya di Dukuh Kestalan, Nepen, Teras, yang jebol sejak Jumat (12/12). Jalan yang jebol mulai diuruk warga setempat, Minggu (14/14/2014). (Hijriah AW/JIBI/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI—Jalur Randusari-Jatinom tersendat akibat gorong-gorong di salah satu ruas jalan tepatnya di Dukuh Kestalan, Desa Nepen, jebol sedalam 2 meter dan diameter 2-3 meter.

Jalur tersebut merupakan jalur alternatif penghubung Boyolali-Klaten dan kerap dilalui kendaraan berat dari pabrik yang berkembang di kawasan tersebut. Dari pantauan Solopos.comakhir pekan lalu, warga sempat menanam pepaya pada jalan yang jebol pada Jumat (12/12/2014) siang.

Advertisement

Lubang hampir memakan separuh badan jalan. Pengendara harus antre saat hendak melintas. Di perlintasan menuju Jatinom, tepatnya di Dukuh Beji, Kopen, warga sudah memasang papan pengumuman agar kendaraan berat tidak melintasi jalur tersebut.

Mulai Sabtu (13/12), warga setempat mulai bergotong-royong menguruk lubang jalan tersebut. Salah seorang warga Nepen, Prapto Sudarmo, mengatakan jebolnya gorong-gorong disebabkan karena jalan sudah tidak kuat menahan tonase kendaraan berat yang sering melintas di jalan tersebut.

Advertisement

Mulai Sabtu (13/12), warga setempat mulai bergotong-royong menguruk lubang jalan tersebut. Salah seorang warga Nepen, Prapto Sudarmo, mengatakan jebolnya gorong-gorong disebabkan karena jalan sudah tidak kuat menahan tonase kendaraan berat yang sering melintas di jalan tersebut.

“Ya, di jalan ini truk besar biasa melintas. Tiap hari kira-kira 200 truk per hari lewat di jalan ini. Ada truk pengangkut batu dan pasir, tronton dari pabrik-pabrik. Nah, lantaran gorong-gorong ini sudah berusia tua, tak kuat menahan beban akhirnya jebol,” papar Prapto.

Dia mengatakan usia gorong-gorong itu sudah ratusan tahun. “Mungkin sejak era penjajahan Belanda.”

Advertisement

Menurut dia, setiap hari jalur tersebut dilewati puluhan truk bermuatan material galian pasir.

“Yang ambrol gorong-gorongnya. Jalan juga tentu ikut jebol. Ternyata saat pembangunan jalan itu tidak di cor sampai bawah. Lama kelamaan ya ambrol,” kata Tutik.

Peninggalan Belanda
Kabid Bina Marga DPU dan ESDM Boyolali, Nyoto,  mengatakan sudah meninjau lokasi jalan yang jebol itu. Dia membenarkan gorong gorong yang menyebabkan jalan jebol adalah peninggalan Belanda.

Advertisement

Menurutnya, gorong-gorong itu dibangun tanpa menggunakan semen namun hanya batu bata dan tanah lempung, sehingga strukturnya mudah rapuh.

Dia menjelaskan jalan di Nepen itu hanya memiliki kekuatan sekitar 8 ton. Tetapi, truk yang setiap hari melintasi jalur tersebut bisa memiliki beban lebih dari 13 ton. “Tentu saja jalan tak kuat menahan,” kata Nyoto.

Mengenai perbaikan jalan, Kepala DPU dan ESDM Boyolali, M.Kodri, sebelumnya mengatakan anggaran peningkatan jalan Randusari-Nepen sudah dianggarkan sekitar Rp2,3 miliar pada tahun 2015.

Advertisement

“Ya tahun depan pasti kami perbaiki. Karena sudah ada anggaran untuk peningkatan jalan di jalur tersebut,” imbuh Nyoto.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif