Soloraya
Sabtu, 13 Desember 2014 - 20:30 WIB

PASAR TRADISIONAL SOLO : PKL Jl Sabang Banjarsari Senin Pindahan

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Spanduk bertuliskan relokasi pedagang melintang di Jl. Sabang Banjarsari, Solo, Sabtu (13/12). Spanduk yang dipasang DPP Solo itu berfungsi sebagai instruksi pembongkaran kios mulai Senin (15/12/2014). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO—Ratusan kios milik para pedagang sepeda, sepatu, dan peralatan olah raga di Jl. Sabang Banjarsari, Solo segera dibongkar mulai Senin (15/12/2014). Pembongkaran 240 kios di jalan tersebut di-deadline selesai maksimal  Minggu (21/12/2014).

Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Kota Solo sudah memasang spanduk berwarna merah dan bertuliskan mohon doa restu atas perpindahan pedagang Jl. Sabang ke Pasar Gilingan.

Advertisement

Para pedagang sudah menerima nomor kios di lantai I pasar yang terletak di Jl. Ahmad Yani Gilingan.

“Ya, kami sudah menerima nomor kios dan kuncinya. Jatah kios itu diperoleh pedagang dengan sistem undian. Kami sudah mendapatkan perintah untuk pembongkaran mulai Senin. Sekarang, kami siap-siap membuat rak untuk tempat sepeda karena lokasi di kios baru lebih sempit dibanding kios lama,” ujar seorang pedagang sepeda di Jl. Sabang, Siti Jaitun, 67, saat ditemui Solopos.com, Sabtu (13/12/2014).

Advertisement

“Ya, kami sudah menerima nomor kios dan kuncinya. Jatah kios itu diperoleh pedagang dengan sistem undian. Kami sudah mendapatkan perintah untuk pembongkaran mulai Senin. Sekarang, kami siap-siap membuat rak untuk tempat sepeda karena lokasi di kios baru lebih sempit dibanding kios lama,” ujar seorang pedagang sepeda di Jl. Sabang, Siti Jaitun, 67, saat ditemui Solopos.com, Sabtu (13/12/2014).

Sebenarnya Siti memiliki lima unit kios yang terletak di sebelah barat Pasar Elpabes. Berdasarkan hasil undian kios di Balai Kota beberapa waktu lalu, nenek-nenek itu hanya mendapat tiga kios dengan lokasi yang berbeda.

Dua kios nomor A6 dan A7 di bagian depan pasar serta satu kios di bagian belakang pasar. Siti berjualan sepeda sejak 1973.

Advertisement

Siti menghitung kebutuhan biaya pembuatan rak tempat sepeda. Kebutuhan biaya itu diambilkan dari hasil lelang kios bekas senilai Rp3,5 juta.

Siti tak perlu memikirkan armada angkut barang dari Jl. Sabang ke Pasar Gilingan karena sudah disediakan Pemkot.

Belum Terima Jatah
Sementara itu, ratusan pedagang di Jl. S. Parman hingga Sabtu sore belum menerima jatah los di lantai II. Para pedagang yang didominasi pedagang pakaian bekas itu merasa ayem setelah menerima undangan pembagian kios di Balai Kota, Senin.

Advertisement

Rubiyati, 45, pedagang pakaian bekas di Jl. S. Parman, menunjukkan secarik kertas yang ditandatangani Kepala DPP Solo Subagiyo berisi undangan sosialisasi pedagang.

“Meskipun di undangan tidak tercantum, kami yakin pertemuan di Balai Kota itu untuk pembagian nomor los. Soalnya pedagang di Jl. Sabang sudah dapat nomor semua. Tinggal di sini [Jl. S. Parman] yang belum,” tutur Rubi, sapaan akrabnya.

Perempuan yang berjualan pakaian bekas selama 15 tahun itu mengaku senang diberi fasilitas tempat yang teduh dan bersih di Pasar Gilingan.

Advertisement

“Saya sudah lihat tempatnya. Daripada berjualan di trotoar yang panas, lebih baik di tempat baru. Saya tidak tahu omzetnya lebih baik atau sebaliknya. Kalau semua pedagang pakaian jadi satu tempat, saya kira tetap laku,” harap pedagang asal Gondangrejo, Karanganyar itu.(Tri Rahayu)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif