Entertainment
Sabtu, 13 Desember 2014 - 13:20 WIB

HARI ANTIKORUPSI : Ini Pemenang Festival Film Antikorupsi

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (keep-my-mind.blogspot.com)

Harianjogja.com, JOGJA-Film karya remaja Purbalingga memenangi Festival Film Antikorupsi 2014. Film pendek itu bercerita tentang lazimnya perilaku korup di tengah masyarakat. Bagaimana detilnya?

Di tengah temaram lampu minyak, Ratih berusaha keras membujuk Nur, saudara kembarnya yang pintar untuk bertukar kelas di ujian keesokan harinya. Alasannya sederhana, sang guru menawarkan uang Rp100.000 untuk siswa yang meraih nilai 100. Ratih berencana menggunakan uang itu untuk membayar tunggakan listrik rumahnya yang sudah berhari-hari mati karena orangtua mereka telat mengirimkan uang.

Advertisement

“Tak apa-apa, demi kebaikan, demi listrik,” ujar Ratih beralasan.

Cuplikan film pendek berjudul Ijolan karya siswa SMAN 1 Purbalingga, Eka Sulistyawati itu menjadi salah satu pemenang dalam Anti Corruption Film Festival (ACFFest) 2014 yang sekaligus menutup rangkaian kegiatan Festival Hari Antirupsi, Kamis (11/12) malam.

Tema yang sederhana namun menggelitik dan menyentil tentang mudahnya kita melakukan korupsi, membuat film pendek ini sukses memikat barisan dewan juri yang dipimpin praktisi film Arturo GP dan meraih gelar film terbaik untuk kategori Fiksi Pendek pelajar dalam Awarding Night ACFFest 2014 yang berlangsung di gedung Societat Taman Budaya Yogyakarta, Kamis malam.

Advertisement

Selain kategori Fiksi Pelajar, ada pula sederet kategori lain seperti Fiksi Pendek Umum, Animasi Pendek, Dokumenter Pendek dan Citizen Journalism. Seluruhnya wajib dikemas dalam film berdurasi tak lebih dari 12 menit dan wajib mengangkat tema korupsi.

Kegiatan yang kali kedua digelar ini sudah bergulir sejak Agustus lalu dengan rangkaian acara Movie Day yang diadakan di sepuluh kota besar di Indonesia. Selama acara itu, para peserta mendapatkan materi mengenai film pendek dari sineas Indonesia dan ditantang memproduksi film pendek untuk kompetisi ACFFest 2014.

Arturo GP menjelaskan, bukan perkara mudah menyaring 333 karya yang masuk. Jumlah itu meningkat dua kali lipat dari ACFFest sebelumnya. Alhasil tim juri yang beranggotakan Alex Komang, Totot Indrarto, Vivian Idris harus berdebat menentukan 27 karya yang mampu menyampaikan pesan anti korupsi dengan cara unik dan berbeda. Dari 27 nominator, mereka kembali harus memilih lima film terbaik sebagai pemenang.

Advertisement

Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Adnan Pandu Pradja yang menjadi tuan rumah kompetisi film pendek hasil kerjasama KPK, MRI dan USAid mengatakan, kompetisi film dipilih untuk menyebarkan semangat antikorupsi karena kekuatan film yang mampu memikat dan menanamkan kesadaran dengan cara yang mudah diterima dan dicerna. Menyebarkan nilai positif melalui film juga dinilainya lebih efektif diserap generasi muda.

“Kami ingin ada efek subliminal yang menanamkan kesadaran korupsi itu jahata,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif