Jateng
Kamis, 11 Desember 2014 - 16:50 WIB

PERUMAHAN : Harga Material Naik, REI Jateng Khawatir Penjualan Rumah Menengah Lesu

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pekerja menyelesaikan pembangunan perumahan di Paulan, Colomadu, Karanganyar, Kamis (15/1/2014). (Burhan Aris Nugraha/JIBI/Solopos)

Ilustrasi perumahan (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Kanalsemarang.com, SEMARANG – Real Estate Indonesia (REI) DPD Jawa Tengah mengkhawatirkan penjualan rumah menengah menyusul meningkatnya harga bahan material pembangunan rumah.

Advertisement

“Selama ini penjualan rumah menengah di Jawa Tengah selalu menguasai pasar, terlihat setiap pameran pasti penjualan didominasi oleh rumah dengan segmentasi pembeli dari masyarakat golongan menengah tersebut,” kata Wakil Ketua REI Jawa Tengah Bidang Promosi, Humas, dan Publikasi Dibya K Hidayat di Semarang, Kamis (11/12/2014).

Sebagai gambaran, jika pada pelaksanaan pameran terjual 70 unit rumah maka lebih dari 50% disumbang oleh penjualan rumah menengah sedangkan sisanya rumah mewah dan rumah sederhana.

“Selama ini banyak pengembang yang lebih tertarik membangun rumah menengah karena mudah terjual dengan harga yang tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi yaitu di kisaran Rp500 juta,” katanya seperti dikutip Antara.

Advertisement

Pascakenaikan harga BBM subsidi beberapa waktu lalu, diakuinya kondisi tersebut cukup memengaruhi pembangunan rumah menengah dan dipastikan akan berdampak pada penjualannya.

“Selain itu, suku bunga bank yang tidak juga mengalami penurunan pastinya berdampak pada penjualan rumah menengah ini. Kondisi tersebut membuat pengembang harus bisa menyesuaikan diri dengan kondisi pasar,” katanya.

Salah satu yang bisa dilakukan pengembang agar kenaikan harga tidak terlalu tinggi yaitu mengurangi luas bangunan. Meski demikian, berkurangnya luas bangunan dipastikan tidak akan mengganggu kenyamanan para penghuninya.

Advertisement

Sementara itu, Dibya mengakui penjualan rumah menengah sejauh ini masih bagus. Meski demikian, jika para pengembang tidak berhati-hati dalam menyesuaikan kondisi pasar bisa saja penjualan rumah menengah pada tahun depan akan mengalami penurunan.

“Penurunan bisa saja terjadi mengingat kenaikan harga harus dilakukan, selain itu para pembeli juga harus menghadapi kenaikan suku bungan KPR,” katanya.

Meski demikian, pihaknya tetap memprediksikan dari keseluruhan penjualan rumah pada tahun 2015, 80 persennya akan disumbangkan oleh rumah menengah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif