Soloraya
Kamis, 11 Desember 2014 - 16:00 WIB

INFRASTRUKTUR BOYOLALI : Bupati Klaim Awet, Umur Jalan Tak Sampai 3 Tahun

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi jalan rusak (Irawan Sapto Adi/JIBI/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI — Fraksi Partai Keadilan Sosial (FPKS) DPRD Boyolali menyoroti kualitas pembangunan infrastruktur jalan di Boyolali yang masih rendah. Umur jalan di Boyolali rata-rata tak mencapai 3 tahun. Padahal menurut Bupati Boyolali, Seno Samodro, jalan di Boyolali awet karena dibangun dengan landasan cor.
Baca: Tampil di Metro TV, Bupati Seno Pamerkan Kondisi Jalan di Boyolali.

Sekretaris FPKS DPRD Boyolali, Res Hadi Jatmoko, dalam sidang paripurna penetapan APBD 2015, Rabu (11/12/2014), menyampaikan pendeknya usia jalan disebabkan karena kurang maksimalnya pengawasan saat pelaksanaan proyek. “Pembangunan jalan baik pemeliharaan maupun peningkatan jalan, mayoritas masih berumur pendek. Dari pantauan kami, rata-rata jalan di Boyolali umurnya tak sampai tiga tahun,” kata Res Hadi.

Advertisement

Dengan kondisi ini, dia meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali memaksimalkan pengawasan dalam setiap pelaksanaan proyek jalan. “Perlu juga ditentukan umur jalan secara teknis. Selain itu pembangunan papan informasi proyek tidak perlu dilepas atau dibuat semi permanen agar masyarakat juga dapat ikut mengawasi,” kata Res Hadi.

Jalan Randusari-Kopen, Kecamatan Teras, adalah salah satu jalan yang sudah rusak parah kendati baru diperbaiki sekitar tiga tahun lalu. Warga yang melintasi jalur tersebut mengeluh karena banyak lubang jalan dengan kedalaman dan diameter besar.

Kerusakan jalan juga menyebabkan jalur tersebut rawan kecelakaan. Pengendara harus ekstra hati-hati saat melintas. Kerusakan jalan makin parah karena jalur tersebut banyak dilalui truk pengangkut pasir dan batu serta tronton dari pabrik yang ada di kawasan tersebut.

Advertisement

Mengenai pendeknya umur jalan, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM (DPU dan ESDM) Boyolali, M. Kodri, mengakui hal tersebut. Menurut dia, jalan mudah rusak karena sering mengalami over kapasitas terutama jalan-jalan yang masih memakai aspal.

“Ya, memang jalan tahun 2011 sudah mulai banyak yang rusak. Penyebabnya yaitu sering over kapasitas. Apalagi yang jalan aspal. Kalau jalan rigid mungkin bisa kuat sampai 10 tahun,” kata Kodri, kepada Solopos.com, Kamis (11/12/2014).

Dia mengatakan sekitar dua tahun terakhir pembangunan jalan rigid mulai dioptimalkan. Namun, untuk capaiannya belum maksimal karena untuk membangun jalan rigid butuh investasi besar. Dana Rp1 miliar, kata dia, hanya bisa untuk membangun 0,5 kilometer jalan rigid. Sementara dengan nilai yang sama bisa dipakai untuk membangun jalan aspal sepanjang 1 kilometer.

Advertisement

Kodri mengatakan dari total anggaran pembangunan infrastruktur jalan pada 2015, semua kecamatan di Boyolali paling tidak mendapat jatah pembangunan jalan rigid sepanjang 1 kilometer. Seperti di Banyusri Wonosegoro, Pusporenggo Musuk, Nogosari-Ketitang, Kalitelawah Juwangi, Genengsari Kemusu. Khusus Randusari-Kopen, kata dia, mendapat alokasi anggaran satu paket yang cukup besar sekitar Rp2 miliar.

“Ini akan dilakukan bertahap mengingat anggaran terbatas sementara panjang jalan di Boyolali semua mencapai 551,83 kilometer. Yang saat ini sudah rigid baru 20%.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif