News
Rabu, 10 Desember 2014 - 03:40 WIB

EDWARD SNOWDEN Digoda Intel Cantik Rusia

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anna Chapman (cdnds.net)

Solopos.com, MOSKOW – Intelejen cantik Rusia, Anna Chapman, disebut-sebut telah dipersiapkan untuk menjebak Edward Snowden, mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) yang beberapa waktu terakhir ini getol membocorkan rahasia Amerika Serikat.

Edward Snowden memang terkenal licin. Sosok yang sering mengungkap berbagai aksi mata-mata NSA ini, hingga kini masih jadi buronan. Berbagai cara ditempuh AS untuk menjebak Edward.

Advertisement

Salah satu yang cukup menghebohkan yang ditempuh untuk menjinakkan Edward Snowden adalah jebakan berupa Anna Chapman. Ana adalah mata-mata asal Rusia yang saat ini berprofesi sebagai model.

Rencana penjebakan diungkapkan mantan agen badan intelijen Rusia Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti (KGB), Boris Karpichkov. Dilansir News.com.au, Selasa (9/12/2014), Karpichkov mengungkap perempuan berusia 32 tahun itu ditugaskan merayu Snowden.

Sayangnya, pengakuan Karpichkov justru mengarah pada kemungkinan Rusia yang menggunakan Chapman sebagai alat. Tujuan utamanya agar Edrward tetap tinggal di Moskow, Rusia. Katanya, agen intel Rusia bermaksud terus mengorek keterangan soal rahasia AS dari Snowden.

Advertisement

Lebih lanjut Karpichkov mengatakan, Chapman dan Snowden hanya bertemu sekali. Namun, pertemuan itu nampaknya berhasil dimanfaatkan Chapman. Perempuan cantik itu membuat kicauan untuk menggoda Snowden di Twitter.

“Snowden, maukah kau menikahiku?!” kicau Chapman.

Menurut Karpichov itu semua hanyalah merupakan bagian dari rencana yang sudah disusun rapi.

Advertisement

“Jika Snowden menerima [ajakan Chapman untuk menikah], ia akan memiliki hak untuk menjadi warga Rusia. Itu akan membuatnya tertahan di Rusia. Sebagai seorang warga negara, ia harus mendapat izin untuk pergi,” katanya.

Anna Chapman jadi berita besar di media massa pada tahun 2010 saat dirinya ditangkap di New York, AS, atas dugaan keterlibatan dalam sebuah program mata-mata Rusia. Tak berapa lama kemudian, dirinya dideportasi ke Rusia bersama sembilan terduga mata-mata lainnya lewat sebuah skema pertukaran tawanan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif