News
Selasa, 9 Desember 2014 - 18:20 WIB

KURIKULUM 2013 DIHENTIKAN : Sekolah di Kulonprogo Lanjutkan K-13

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Kurikulum 2013 (JIBI/Solopos/Dok.)

Harianjogja.com, KULONPROGO – Pemerintah sudah memutuskan menghentikan kurikulum 2013. Namun, sekolah tetap akan melanjutkan kurikulum tersebut.

“Kami akan mengikuti bagaimana nanti keputusan pemerintah. Namun, untuk yang sudah menjalankan selama tiga semester tetap berlanjut,” ujar Kepala Sekolah SMKN 1 Pengasih Tri Subandi saat dihubungi Harianjogja.com, Senin (9/12/2014).

Advertisement

Tri mengatakan, sekolah ini merupakan salah satu sekolah cluster yang ditunjuk menjadi pilot project penerapan kurikulum 2013. Fasilitas pembelajaran juga sudah dilengkapi untuk menunjang penerapan kurikulum tersebut.

“Dari buku-buku pegangan, hingga fasilitas pembelajaran sudah dilengkapi. Tapi memang kurikulum ini perlu penyempurnaan lagi,” ungkap Tri.

Lebih lanjut Tri memaparkan, saat pertama kali diterapkan, pelaksanaannya terkendala sejumlah hal. Namun, kini untuk ajaran baru 2014-2015, penerapan kurikulum tersebut sudah lebih kondusif.

Advertisement

“Dulu saat diterapkan pertama kali, buku ajar masih sering terhambat. Tapi untuk kelas X ini sekarang sudah murni menerapkan K13,” jelas Tri.

Kasi Kurikulum dan PNP Bidang Pendidikan SMA dan Kejuruan Dinas Pendidikan Kulonprogo Subardi menambahkan, kebijakan pemerintah menghentikan K13 dinilai terlalu mendadak. Saat ini, pihaknya juga masih menunggu kebijakan lebih lanjut terkait hal itu. Bahkan, untuk sementara kegiatan belajar mengajar K13 masih dapat dilanjutkan.

“Kalau tiba-tiba dihentikan, murid akan bingung pada pendidikan yang ditempuhnya. Maka dari itu, sementara kami biarkan K13 berjalan dulu,” jelas Subardi.

Advertisement

Subardi menambahkan, metode pembelajaran yang ada pada kurikulum itu lebih menekankan pada peran aktif siswa. Tak hanya itu, guru juga dibekali dengan pelatihan agar dapat optimal memberikan pelajaran yang telah tersusun dalam kurikulum tersebut.

“Kami menunggu perkembangan karena tidak bisa langsung dihentikan begitu saja. Apalagi guru juga sudah diberikan pelatihan, buku ajar juga sudah didistribusikan,” tandas Bardi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif