Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – DPD Golkar Gunungkidul tidak mengakui hasil musyarwah nasional (munas) di Jakarta, karena lebih condong hasil munas di Bali. Meski demikian, mereka tetap berharap konflik internal bisa segera diselesaikan, sehingga persatuan dan kesatuan partai tetap terjaga.
Ketua DPD Golkar Gunungkidul Marsiyono terang-terangan memberikan dukungan terhadap Aburizal Bakrie sebagai pemimpin partai berlambang pohon beringin itu.
Dia pun mengesampingkan hasil munas Jakarta, sebab tongkat estafet kepemimpinan resmi terjadi saat munas di Bali beberapa waktu lalu.
“Seluruh DPD Golkar di DIY sepakat dan solid untuk memberikan dukungan kepada ARB [sapaan untuk Aburizal Bakrie]. Apa yang dihasilkan di Jakarta tidak sah, karena penyelenggara yang resmi harus berasal dari struktur kepengerusan yang resmi pula,” kata Marsiyono, Senin (8/12/2014).
Dia beralasan, dukungan terhadap ARB dikarenakan secara kepempimpinan dinilai berhasil. Meski tak menjadi pemenang dalam pemilihan legislatif, suara Golkar bertambah banyak.
“Keputusan telah dibuat dan kami hanya mengakui hasil munas di Bali,” tegasnya.
Namun, Marsiyono berharap supaya konflik di internal partai segera diakhiri. Tujuannya supaya perpecahan bisa dihindarkan, sehingga persatuan dan kesatuan tetap terjaga.
“Saya memandang konflik yang ada hanya dikarenakan beda pandangan. Yang satu ingin di pemerintah [kubu Agung Laksono], sedang di kubu lain ingin berada di luar pemerintah. Kalau itu bisa diselesaikan, maka konflik juga bisa segera diakhiri. Politik itu sangat dinamis, jadi perbedaan pandangan merupakan hal yang biasa,” kata Wakil Ketua DPRD Gunungkidul itu.
Marsiyono juga menampik isu adanya tekanan saat peyelenggaraan munas di Bali. Sebab, pelaksaanaan kegiatan berjalan lancar dan sudah sesuai dengan aturan. “Semua lancar-lancar saja. saya datang juga merasa tidak ada tekanan di dalamnya,” papar dia.