News
Senin, 8 Desember 2014 - 05:20 WIB

KURIKULUM 2013 DIHENTIKAN : Dinas Tunggu Informasi Detail

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul masih menunggu informasi detail mengenai penghentian penggunaan Kurikulum 2013.

Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul, Bahron Rasyid mengaku, apa pun kebijakan pusat, Gunungkidul siap melaksanakan. Termasuk, jika ada perubahan kurikulum pendidikan.

Advertisement

“Tapi, kami masih menunggu informasi detailnya. Skenario rincinya bagaimana kami belum tahu,” ujar dia.

Menurut informasi yang ia dapat, sekolah yang sudah melaksanakan Kurikulum 2013 untuk tiga semester, bisa melanjutkan penggunaan kurikulum tersebut. Sedangkkan, untuk sekolah yang baru satu semester menerapkan Kurikulum 2013, bisa kembali menggunakan KTSP 2006.

Advertisement

Menurut informasi yang ia dapat, sekolah yang sudah melaksanakan Kurikulum 2013 untuk tiga semester, bisa melanjutkan penggunaan kurikulum tersebut. Sedangkkan, untuk sekolah yang baru satu semester menerapkan Kurikulum 2013, bisa kembali menggunakan KTSP 2006.

“Saya yakin, semua sekolah sebetulnya mampu menjalankan kurikulum tersebut. Kuncinya, terus belajar. Namun, untuk kembali ke kurikulum sebelumnya, akan lebih mudah lagi. Buku juga sudah ada,” ujar dia kepada Harianjogja.com di Wonosari, Sabtu (6/12/2014).

Untuk SMP, ujar Bahron, baru 80% sekolah yang mendapatkan buku ajar Kurikulum 2013. Saat ini, ujian semester pun usai dilaksanakan. Belum juga buku ajar dibagikan merata, kurikulum pun harus kembali ke kurikulum sebelumnya.

Advertisement

“Penerapan Kurikulum 2013 memang susah. Belum semua guru dan siswa bisa menerapkan kurikulum tersebut,” ujar dia.

Menurut dia, guru hanya menjadi fasilitator untuk siswa. Siswa lebih aktif dalam belajar. Siswa dituntut untuk bisa belajar sendiri. Ia menjelaskan, buku ajar untuk siswa pun belum turun hingga saat ini. Perubahan ini, ditakutkan akan membuat siswa bingung.

Salah satu siswa SMPN 2 Semin Elsa Andriani mengatakan, ia merasa cukup kesusahan ketika belajar dengan kurikulum baru ini. Menurutnya, murid tidak mendapatkan penjelasan yang cukup dari guru. Ia mengaku, mendengar mengenai penggantian kurikulum dari teman-temannya.

Advertisement

“Kami harus mencari sendiri dan memahami sendiri materinya,” ujar dia.

Salah satu orang tua murid Dwi Lestari mengatakan, semenjak ada Kurikulum 2013, buku milik anaknya di sekolah dasar pun bertambah. Bahkan, satu buku hanya untuk satu semester. Selain itu, materi pelajarannya dinilai lebih sulit. Dwi mengaku, ia belum mendapatkan kabar mengenai perubahan kurikulum.

“Anak saya sering mendapatkan tugas yang keterangannya harus dikerjakan dengan orang tua. Selain itu, sering diminta untuk menjelaskan benda atau kejadian di sekitarnya,” ujar dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif