Lifestyle
Minggu, 7 Desember 2014 - 04:45 WIB

WISATA KULONPROGO : Gunung Lanang, Tempat Ritual Warga dari Berbagai Daerah

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kompleks bangunan Gunung Lanang. (Switzy Sabandar/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, KULONPROGO—Gunung Lanang bukan gunung biasa. Jangan berpikir bentuknya seperti lazimnya gunung. Gunung Lanang hanya berwujud gundukan tanah seluas 500 meter persegi yang terletak empat kilometer di sebelah barat pos retribusi Pantai Glagah.

Lokasi persisnya di Dusun Bayeman, Desa Sindutan, Kecamatan Temon. Keberadaan Gunung Lanang tidak bisa dipandang sebelah mata.

Advertisement

Banyak orang percaya tempat ini dapat mendatangkan berkah bagi mereka yang menjalankan ritual di Gunung Lanang.Terbukti, banyak orang dari luar kota seperti Bandung, Jakarta, Solo,dan sebagainya rela berbondong-bondong datang ke Gunung Lanang untuk meraup berkah.

Dari sejumlah informasi yang dihimpun Harianjogja.com, Gunung Lanang merupakan tempat pertapa bangsawan laki-laki kerajaan Mataran Kuno. Hal itu pula yang menyebabkan tempat ini diberi nama Gunung Lanang. Lanang berarti laki-laki dalam bahasa Jawa.

Tempat ini juga dikenal dengan sebutan Astana Jingga atau Badraloka Mandira. Astana Jingga bermakna tempat tinggal yang memancarkan sinar kuning kemerahan. Sedangkan Badraloka Mandira berarti bangunan yang terbuat dari batu bata dan memancarkan sinar keagungan.

Advertisement

Kesakralan petilasan ini membuat Gunung Lanang menjadi lokasi ruwatan sukerto yang digelar tiap Malam 1 Suro.

Sesepuh adat Kadhang Gunung Lanang Ki Suwaji menuturkan makna ruwatan sukerto yang digelar setiap tahun bertujuan untuk membersihkan diri. “Sekaligus introspeksi diri apa yang sudah dilakukan dan di masa depan bisa lebih baik lagi,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif