Entertainment
Minggu, 7 Desember 2014 - 16:20 WIB

JAFF 2014 : Layu Sebelum Berkembang Raih Silver Hanoman

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, JOGJA-Film berjudul Layu Sebelum Berkembang mendapat penghargaan Silver Hanoman dari Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) ke-9 yang diselenggarakan selama 1-6 Desember 2014. (Baca Juga : JAFF 2014 : Memandang Ulang Asia Melalui Film)

Film yang disutradarai Ariani Djalal, alumnus Fakultas Filsafat UGM 1995 itu terpilih sebagai film terbaik kedua dari program Asia Feature. Layu Sebelum Berkembang merupakan film dokumenter yang menceritakan tentang dua remaja putri kelas VI Sekolah Dasar (SD) Dill dan Kiki di Jogja. Menggambarkan dua keluarga yang menentukan karier sekolah anak perempuan mereka. Bagaimana seorang anak yang dijejali pendidikan agama yang tidak sesuai porsi dari mulai hapalan ayat-ayat hingga ikut pesantren kilat. Belum lagi dktrin-doktrin agama yang sebenarnya tidak ada dalam kurikulum sekolah negeri.

Advertisement

Sementara, di sisi lain kedua anak tersebut juga harus mempersiapkan ujian akhir nasional (UAN) agar mereka bisa memilih sekolah SMP favorit. Film berdurasi sekitar 89 menit tersebut adalah bentuk protes sang sutradara sekaligus penulis cerita. Ariani juga ingin mengkritisi bagaimana sistem pendidikan agama juga hanya dinilai oleh angka, seakan-akan nilai tinggi mencerminkan ketakwaan.

Adapun film terbaik pertama (Golden Hanoman Awards) program Asian Feature adalah Nagima dari Kazakhstan dengan sutradara Zhanna Issabayeva.

Salah satu Juri JAFF Hanung Bramantyo mengungkapkan, film Layu Sebelum Berkembang memiliki kekuatan yang luar biasa. Film ini memberikan wacana perkembangan sistemik yang membuatnya tergugah untuk melakukan perubahan.

Advertisement

“Film ini bisa wakili sistem pendidikan yang mengkotak-kotakan manusia Indonesia termasuk perempuan,” kata dia dalam acara media gathering The 9th Jogja Netpac Asian Film Festifal di Yogyatorium Dagadu, Jalan Gedong Kuning, Sabtu (6/12/2014)

Selain Golden Hanoman dan Silver Hanoman, The 9th Jogja Netpac Asian Film Festival juga memberikan penghargaan untuk empat kategori lain, di antaranya Netpac Award sebagai bentuk apresiasi terhadap karya sutradara Asia yang memberikan kontribusi bagi gerakan sinema baru Asia dan diraih The Naked DJ dari Singapura dengan sutradara Kan Lume.

Direktur JAFF Budi Irawanto mengatakan, para pemenang merupakan representasi dari tema tahun ini yaitu menatap ulang Asia dan persoalan perempuan.

Advertisement

JAFF diikuti 300 peserta dari 18 negara, namun yang terseleksi hanya 75 film. Enam film mendapat penghargaan yang dianggap terbaik oleh para juri, baik juri dari JAFF, Netpac, dan komunitas film.

“Film yang mendapat penghargaan dianggap ada keberlanjutan di masa depan, jadi tidak hanya untuk sesaat,” kata Budi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif