Harianjogja.com, JOGJA—Universitas Gajah Mada (UGM) akan mengembangkan kurikulum berbasis maritim yang sejalan dengan visi Pemerintahan Joko Widodo.
Rektor UGM, Dwikorita Karnawati, mengungkapkan universitas kini masih memetakan kekuatan dan kelebihan kurikulum itu sebelum membuat ketetapan.
“Belum tahu apakah nantinya akan dalam bentuk jurusan, fakultas, pusat studi atau bagaimana. Dilihat ke dalam, bagaimana kekuatan kami [UGM] saat ini. Kekurangan apa. Kemudian dukungan yang dibutuhkan apa,” ujarnya di Kompleks Kepatihan Danurejan, Jogja, Jumat (5/12/2014).
Rita, sapaan akrab Dwikorita, berharap dalam dua tahun ke depan UGM telah memiliki bentuk pasti pengembangan kurikulum maritim mengingat universitas memiliki tiga kewajiban, yakni dalam bidang pendidikan, riset dan pengabdian masyarakat.
Menurut dia, universitas perlu mengembangkan kurikulum maritim untuk mendukung pengembangan negara maritim. Dia berharap akar budaya maritim dapat menggerakan kehidupan sosial dan budaya, peradaban, yang bermuara pada kesejahteraan rakyat Indonesia.
Kepala Kantor Urusan Internasional UGM I Made Andi Arsana menegaskan konsentrasi ke maritim tidak mesti ditandai dengan pembentukan fakultas tetapi bagaimana memberikan nuansa maritim pada berbagai jenis ilmu yang berbeda.
“Misalnya belajar ekonomi, disisipi dengan konten maritim sehingga menjadi ekonomi maritim, dan lain sebagainya, sehingga tidak harus dalam bentuk jurusan. Bisa saja dalam bentuk mata kuliah,” katanya.
Made berharap dengan pengembangan kurikulum maritim UGM dapat menyumbangkan sumber daya manusia ahli di bidang kemaritiman yang dapat bermanfaat bagi negeri.