Soloraya
Jumat, 5 Desember 2014 - 18:15 WIB

PERTANIAN WONOGIRI : Petani Wonogiri Tolak Benih Jagung Bersubsidi

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanaman jagung (JIBI/Dok)

Solopos.com, WONOGIRI – Sebagian petani di Wonogiri menolak menanam benih jagung N3 yang disubsidi pemerintah. Pasalnya, produksi jagung N3 dinilai jauh lebih rendah dibanding jenis jagung lainnya.

Kasi Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Dispertan dan TPH) Wonogiri, Sidik Purwanto, mengatakan para petani jagung di Wonogiri lebih memilih menanam benih jagung jenis bisi dua dan pioneer.

Advertisement

“Produksi benih jagung jenis N3 lebih rendah dibanding jenis jagung lainnya. Hanya beberapa petani yang mengambil benih jagung subdisi pemerintah,” katanya saat ditemui wartawan di kantornya, Jumat (5/12/2014).

Menurut dia, harga benih jagung N3 jauh lebih murah dibanding jenis jagung lainnya. Harga eceran terendah (HET) benih jagung N3 di pasaran Rp3.300/kg. Sedangkan harga benih jagung bisi dua senilai Rp47.000/kg dan pioneer senilai Rp70.000/kg.

“Tidak ada keharusan membeli benih jagung subsidi pemerintah. Jadi tergantung para petani mau menanam benih jagung jenis apa,” papar dia.

Advertisement

Berdasarkan data Dispertan dan TPH Wonogiri, lahan jagung di Kota Gaplek seluas 50.747 hektare. Mayoritas lahan jagung terdapat di wilayah Wonogiri bagian selatan seperti Pracimantoro, Giritontro dan Eromoko.

Di sisi lain, seorang petani jagung asal Desa Mlokomanis Wetan, Kecamatan Ngadirojo, Sukirman, mengatakan memilih menanam benih jagung jenis bisi dua lantaran jumlah produksinya tinggi.

Menurut dia, rata-rata jenis jagung bisi dua dapat menghasilkan lima ton/hektare. Sementara jenis jagung N3 hanya sekitar 2-2,5 ton/hektare.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif