News
Jumat, 5 Desember 2014 - 16:30 WIB

KAPAL KORSEL TENGGELAM : Selat Bering Membekukan, Jasad ABK Asal Indonesia Diyakini Utuh

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/dok)

Solopos.com, JAKARTA — Polri meyakini pengumpulan data antemmortem WNI yang menjadi korban Kapal Oriong-501 asal Korea Selatan (Korsel) yang tenggelam di Laut Bering, Rusia, Senin (1/12/2014) lalu, berlangsung cepat.

Salah satu penyebabnya adalah para anak buah kapal (ABK) asal Indonesia itu bekerja secara resmi dengan dokumen lengkap. Selain itu, suhu air laut yang dingin di Selat Bering membuat jenazah para korban tetap dalam kondisi bagus.

Advertisement

Direktur Eksekutif Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri, Kombes Pol. Anton Castilani, mengatakan Polri memiliki data jelas untuk mencari para keluarga dari 35 ABK kapal pukat asal Indonesia itu. “Karena proses pemberangkatan mereka ini baik, administrasinya baik, bisa kita temukan seluruh keluarganya,” katanya, Jumat (5/12/2014).

Dia mengatakan Polri telah membentuk tim untuk penanganan kasus ini. Polri juga mengumpulkan sampel DNA para korban dan kemudian dikirimkan ke Korsel untuk proses identifikasi jenazah.

Pembuatan profil DNA para WNI korban kapal yang dioperasikan Sajo Industries itu masih berlangsung. Proses identifikasi di lokasi tenggelamnya kapal juga dibantu secara visual oleh ABK yang berhasil diselamatkan.

Advertisement

Meski demikian, pemerintah Korea Selatan masih tetap menunggu data resmi soal korban asal Indonesia dari Pemerintah Indonesia. “Korea masih tunggu data kami untuk identifikasi, sesuai dengan prosedur yang berlaku,” jelas Anton.

Lebih lanjut Anton mengatakan kondisi jenazah masih bagus dan mudah dikenali karena cuaca dingin yang sedang berlangsung di Rusia. Berdasarkan kondisi tersebut, Tim DVI mempertimbangkan untuk berangkat ke Korsel untuk membantu proses identifikasi.

“Sedang dipertimbangkan, mengingat Korea penyidikannya kuat, kondisi korban juga masih baik. Mudah-mudahan bisa segera diselesaikan,” papar Anton.

Advertisement

Kapal Oriong-501 berangkat dari Korea Selatan pada 10 Juli lalu membawa 60 kru yang terdiri atas 35 ABK asal Indonesia, 13 ABK asal Filipina, dan 11 ABK asal Korea Selatan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif