News
Sabtu, 29 November 2014 - 05:40 WIB

DAMPAK KENAIKAN HARGA BBM : Harga Properti Naik, Tapi Tidak Signifikan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Real Estate Indonesia (REI) DIY menggelar REI Expo Jogja 2014 di Ambarrukmo Plaza, Kamis (27/11/2014). Pameran properti terbesar di DIY tersebut digelar 26 November hingga 1 Desember mendatang. (JIBI/Harian Jogja/Abdul Hamied Razak)

Harianjogja.com, JOGJA—Kenaikan harga bahan bakar (BBM) bersubsidi belum berdampak pada bisnis properti di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Harga perumahan di DIY masih belum naik signifikan. Kenaikan hanya terjadi antara 3%-4% dan pada Januari 2015 harga perumahan kemungkinan naik hingga 7%.

Associate Director Ciputra Agung Krisprimandoyo menjelaskan, kenaikan harga BBM tidak berpengaruh secara signifikan pada usaha di sektor properti. Meskipun kenaikan harga BBM hampir 30%, namun hal itu bukan berarti berakibat pada peningkatan biaya konstruksi yang besar. Sebab, kenaikan produksi tersebut sudah ditutupi oleh kenaikan harga rumah secara regular dari waktu ke waktu.

Advertisement

“Memang tahun ini merupakan tahun yang barat bagi para pengembang untuk pemasaran properti. Namun,
pengaruh kenaikan BBM kepada harga produksi rumah tidak terlalu signifikan sekitar tiga hingga empat persen,” jelasnya disela-sela kegiatan Pameran REI Expo dan Produk CitraSun Garden di Ambarukmo Plasa, Rabu (27/11/2014).

Dijelaskan Agung, meskipun harga BBM tidak menaikkan sektor properti dengan sendirinya tetap menaikan harga. Sebab, secara regular masing-masing pengembang memiliki target untuk menaikkan harga.

“Kebetulan bulan ini berbarengan dengan kenaikan harga BBM. Padahal, setiap bulan kami selalu menaikkan
harga properti sampai empat persen. Jadi, pengaruh kenaikan harga BBM tidak terlalu signifikan,” terangnya.

Advertisement

Untuk menyiasati kenaikan harga produksi, lanjut Agung, para pengembang umumnya melakukan kontrak hingga akhir tahun. Terutama untuk mengikat harga-harga material bangunan seperti besi, semen dan beberapa komponen pabrikan.

“Ya, biasanya kami melakukan kontrak selama satu tahun. Dengan pola seperti ini, biasaya kenaikan harga yang cukup signifikan dilakukan saat pergantian tahun. Pengembang sendiri setiap akhir tahun biasanya punya promo sebelum harga rumah naik,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif