Soloraya
Jumat, 28 November 2014 - 05:31 WIB

Warga 2 Desa Demo Kandang Ayam Cabeyan Sukoharjo

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah warga Desa Cabeyan, Kecamatan Bendosari dan Desa Juron, Kecamatan Nguter, Sukoharjo mendemo tempat peternakan ayam di Cabeyan, Kamis (27/11/2014). (Iskandar/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO–Warga dua desa di Sukoharjo protes keberadaan peternakan ayam di wilayah itu.

Seratusan warga terdiri atas warga Desa Cabeyan, Kecamatan Bendosari dan Desa Juron, Kecamatan Nguter menggelar demo. Mereka memrotes sebuah peternakan ayam di Cabeyan, Kamis (27/11/2014) karena dianggap mengganggu lingkungan.

Advertisement

Sejumlah warga Desa Cabeyan, Kecamatan Bendosari dan Desa Juron, Kecamatan Nguter, Sukoharjo berdialog dengan pemilik peternakan di Balai Desa Cabeyan, Kamis (27/11/2014). (Iskandar/JIBI/Solopos)

“Dampak dari peternakan ini menibulkan bau tak sedap yang menyengat, selain itu banyak lalat beterbangan ke mana-mana. Keluhan ini dirasakan warga yang bermukim sampai radius kira-kira 500 meter,” ujar Kepala Desa Cabeyan, Sugiyono ketika memberi keterangan kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis.

Menurut dia, kandang ayam yang ada di kawasan paling timur Sukoharjo berbatasan dengan Karanganyar itu, sebenarnya sudah berdiri di desanya sejak kira-kira 20 tahun silam.

Advertisement

Namun baru kali ini menimbulkan masalah besar, sehingga warga melancarkan protes keras.

Pengelola Profesional

Dia mengatakan hal itu terjadi akibat pengelola kandang yang tak profesional sehingga menimbulkan masalah.

Sebelumnya, ujar dia, kejadian parah semacam ini tak pernah terjadi.

Advertisement

“Kalau pemiliknya sebenarnya juga peduli terhadap lingkungan. Bahkan dia sampai mau mengaspal jalan yang menuju ke kandangnya dengan biaya sendiri,” ujar Sugiyono.

Camat Bendosari, Sumarno menambahkan pihaknya belum mengecek izin peternakan yang diprotes warga.

Dia mengakui di wilayahnya terdapat sejumlah peternakan yang izinnya telah habis.

“Dampak dari peternakan yang tidak dikelola dengan baik memang kerap menimbulkan masalah. Kadang menimbulkan bau tak sedap dan kerumunan lalat hingga radius kira-kira 1 kilometer.”

Advertisement

Sementara itu salah seorang anggota BPD Cabeyan, Sukirno Suropardoyo menjelaskan, warga menuntut peternakan ayam milik Bambang Iriyanto ini ditutup.

Peternakan itu dinilai telah mengganggu warga setempat dengan menimbulkan bau tak sedap dan memicu datangnya lalat.

“Kami sudah memanggil manajemen yang menangani peternakan ini. Tapi sampai saat ini tidak ada tanggapan,” kata dia.

Sedangkan sejumlah warga Desa Juron, Kecamatan Nguter yang hadir mengatakan desanya yang terletak kira-kira 500 meter dari kandang ayam, tak luput dari serbuan lalat dan bau tak sedap.

Advertisement

Mereka bahkan mengaku sangat terganggu dengan serbuan lalat.

“Selain gangguna bau tidak sedap, serbuan lalat juga membuat risih. Kami kalau makan sulit menghindari serbuan lalat. Bahkan tidur pun juga tidak nyaman karena dirubung lalat, seperti mayat yang telah busuk,” kata salah seorang warga Juron.

Menanggapi keluhan warga, Bambang yang akhirnya datang di Balai Desa Cabeyan mengakui adanya salah teknis dengan pengelolaan peternakan.

Sebenarnya pihaknya mengaku telah membeli obat pembasmi lalat. Namun tenaga kerjanya dinilai salah mengaplikasikannya sehingga lalat yang seharusnya bisa dibasmi, menjadi beterbangan ke mana-mana.

“Saya minta maaf atas kejadian ini. Tapi saya sebenarnya sudah beli obat itu seharga Rp5 juta. Karena itu nanti kita bisa bereng-bareng meninjau ke kandang,” ujar Bambang.

Pada bagian lain demo yang digelar kemarin melibatkan sekitar 100-an warga baik laki-laki maupun perempuan dijaga ketat petugas TNI dan Polisi.

Advertisement

Mereka mendatangi kandang ayam di pinggir perkampungan dengan membawa dua mobil pikap, kendaraan bermotor, jalan kaki dan sebagainya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif