Jateng
Jumat, 28 November 2014 - 02:50 WIB

PENDIDIKAN KARAKTER : Guru di Kudus Peroleh Pembinaan Nasionalisme

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi guru (JIBI/Dok)

Ilustrasi guru (JIBI/Dok)

Kanalsemarang.com, KUDUS – Puluhan guru dari berbagai sekolah di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Kamis (27/11/2014), mendapatkan sosialisasi pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa sebagai pedoman untuk disampaikan kepada anak didiknya.

Advertisement

“Era yang semakin modern seperti sekarang ini menjadi tantangan tersendiri bagi tenaga pendidik karena karakter anak didik saat ini semakin jauh dari adat ketimuran yang dikenal dengan tata kramanya yang baik,” kata Kasi Pengembangan Sumber Daya Pemuda pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kudus Wagiman Sutrisno di Kudus, Kamis.

Oleh karena itu, kata dia, sosialisasi soal nasionalisme dan karakter bangsa tidak hanya ditujukan kepada anak didik, melainkan guru juga perlu diberikan sosialisasi sekaligus untuk mengingatkan kembali bahwa nasionalisme dan pendidikan karakter harus menjadi perhatian.

Ia menilai, pendidikan moral di sekolah semakin terpinggirkan sehingga perlu diingatkan kembali dengan penguatan pendidikan moral.

Advertisement

“Bahkan, banyak yang sudah lupa apa itu lima pilar bangsa dan bagaimana mengajari para siswa bersikap santun,” ujarnya seperti dikutip Antara.

Kenyataannya, kata dia, pendidikan yang terjadi selama ini lebih mengutamakan memberikan materi sebanyak-banyaknya agar anak didiknya menguasai berbagai pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu.

Menurut dia, sikap nasionalisme harus tetap dibangun, meskipun kurikulum pendidikan terus berkembang dan semakin banyak tuntutan terhadap siswa.

Advertisement

“Sikap ramah dan santun merupakan ciri khas Bangsa Indonesia dan hal tersebut harus dilestarikan meskipun model pendidikan terus berkembang,” ujarnya.

Untuk menumbuhkan hal itu, kata dia, beberapa sekolah di Kudus didorong menerapkan ciri-ciri sikap nasionalisme dan pendidikan karakter, di antaranya melalui tugas guru menunggu siswa di depan sekolah pada jam masuk sekolah untuk bersalaman dengan anak didiknya.

Dengan kebiasaan tersebut, dia berharap, guru juga menjadi contoh yang baik dalam hal bersikap serta kedisiplinan diri lewat kebiasaan datang ke sekolah lebih awal dibanding anak didiknya.

“Jika guru sudah layak jadi panutan, tentunya sosialisasi serupa bisa dilakukan dengan sasaran siswa,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif