Jogja
Jumat, 28 November 2014 - 21:20 WIB

Penambangan Pasir dengan Mesin Diesel Picu Erosi

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi.dok

Harianjogja,com, SLEMAN—Pascaperistiwa hanyutnya satu truk dan empat diesel milik penambang pasir di Sungai Progo di Dusun Sejati, Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Dinas Sumber Daya Air Energi dan Mineral (SDAEM) Sleman langsung mendatangi lokasi. Pemerintah meminta kepada para penambang agar tidak menggunakan diesel karena dapat menimbulkan erosi.

Kepala Bidang ESDM Dinas Sumber Daya Air Energi dan Mineral (SDAEM) Sleman Fauzan Darmadi menyatakan, pihaknya sudah meminta kepada para penambang pasir di Sungai Progo agar tidak menggunakan mesin diesel untuk menyedot material. Karena hal itu dapat menimbulkan erosi yang sangat berdampak pada longsor serta ekosistem bawah air.

Advertisement

Selain itu, lanjut dia, penambangan di lokasi tersebut tidak mengantongi izin. Meski demikian pihaknya tidak bisa serta merta langsung menghentikan, karena penambangan di Sungai Progo khususnya yang berlokasi di Dusun Sejati sudah berjalan berpuluh-puluh tahun dan dikelola masyarakat dengan secara tradisional.

“Kebetulan mereka tidak menggunakan alat berat, jadi kami memaklumi. Yang tidak boleh yakni menggunakan diesel, karena bisa mengisap material di pinggir sungai sehingga menyebabkan erosi,” ungkap Fauzan, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (27/11/2014).

Ia menambahkan adanya temuan aktivitas penambangan memakai mesin diesel itu pihaknya telah memberikan nasehat sekaligus teguran kepada penambang. Pihaknya berharap kepada para penambang agar dapat menghentikan aktivitas penambangan menggunakan diesel dan beralih secara tradisional.

Advertisement

“Kemarin kami sudah memberikan sosialisasi [ke penambang] untuk membentuk suatu kelompok-kelompok
penambang rakyat,” ungkapnya.

Salah satu penambang pasir, Mustofa, mengaku penambangan di Dusun Sejati sudah berlangsung sejak zaman
nenek moyangnya. Hal itu sudah dilakukan turun temurun dan untuk mencukupi kebutuhan hidup.

“Saya belum lahir sudah ada aktivitas penambangan ini,” ujar pria berusia 35 tahun ini.

Advertisement

Hal yang sama juga disampaikan Abe Rifki, pelajar berusia 15 tahun yang mengaku ikut menambang pasir. Menurut dia, uang hasil menambang dia gunakan untuk membantu orangtua membayar sekolah.

“Cuma ikut-ikut saja awalnya tapi lumayan hasilnya,” kata remaja asal Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan ini.

Pantauan Harianjogja.com, Rabu (26/11/2014) lalu, pascapenutupan penambangan pasir di Sungai Gendol, ratusan truk memilih mengambil pasir di Sungai Progo di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan.

“Biasanya saya mengambil pasir di Merapi tapi karena tutup, jadi sekarang banyak yang mengambil di sini [Sungai Progo],” ujar Kuat Kurniawan, salah satu kernet truk pengangkut pasir di Sungai Progo, saat ditemui Rabu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif