Jogja
Jumat, 28 November 2014 - 12:21 WIB

Dana Bantuan Jaminan Lansia Gunungkidul Cair

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - IIustrasi (JIBI/dok)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Jaminan Sosial Usia Lanjut Telantar (JSLUT) untuk warga lanjut usia di Desa Pulutan, Kecamatan Wonosari sudah cair.

Ketua Organisasi Sosial (Orsos) Ngudi Mulyo Tumijo mengatakan, dana yang diterima Rp44,1 juta. Dana tersebut akan dibagikan kepada 49 penerima JSLUT, Sabtu (29/11/204) di Balaidesa Pulutan.

Advertisement

“Kami sudah lama sekali menantikan dana ini turun,” ujar dia, di Pulutan, Wonosari, Kamis (27/11/2014).

Tumijo menjelaskan, seharusnya dana tersebut sudah cair mulai Mei 2014 hingga Oktober 2014. Rencana awal, setiap bulan dana akan dikucurkan kepada penerima. Setiap orang mendapatkan jatah Rp150.000 setiap bulan.

Namun, dana yang diharapkan tak kunjung cair. Tumijo mengungkapkan, setiap bertanya kepada pemerintah, dijanjikan akan turun setelah pemilu. Dana ini merupakan program Kementerian Sosial.

Advertisement

Tumijo menambahkan, selama menunggu dana tersebut cair, ada tiga calon penerima yang meninggal. Akibatnya, ketiga penerima tersebut harus diganti. Tapi keluarga yang digantikan akan tetap mendapatkan bagian.

“Nanti pembaginnya 40 persen untuk yang digantikan sedangkan 60 persen diberikan ke pengganti. Ini sudah menjadi kesepakatan antara pihak keluarga yang digantikan dan pihak yang menggantikan,” ujar dia.

Selain menangani dana JSLUT, Orsos Ngudi Mulyo juga memberikan santunan rutin kepada 45 lansia. Setiap orang mendapatkan Rp20.000 setiap bulan. Santunan tersebut, merupakan program dari Orsos Ngudi Mulyo sejak 1999.

Advertisement

“Kami berdiri sejak 1996. Kami mendapatkan stimulan dari Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi [Dinsosnakertrans] Rp30 juta,” papar dia.

Uang yang didapat, lanjut dia, digunakan untuk memberikan pinjaman kepada warga. Bunga dari pinjaman digunakan untuk memberikan santunan kepada para lansia yang tidak mampu.

“Sasarannya, lansia yang sudah tidak berdaya, rumahnya yang sudah sangat tidak layak huni, hidup sendiri, cacat, telantar atau punya anak di rantau namun jarang mendapatkan perhatian,” imbuh dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif