Soloraya
Jumat, 28 November 2014 - 02:10 WIB

Baru 2 Pekan Dibangun, Jembatan Banyuanyar Solo Retak

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sebuah alat berat dioperasionalkan untuk membongkar jembatan di Sungai Gajah Putih, tepatnya di Kampung Sumber RT 004/RW 004, Sumber, Banjarsari, Solo, Sabtu (10/5/2014). (JIBI/Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SOLO–Jembatan Banyuanyar yang menghubungkan antara Kampung Samping dengan Kampung Banyuanyar, Kelurahan Bayuanyar, Jebres retak. Jembatan yang dibangun dengan dana senilai Rp2 miliar tersebut baru selesai dibangun sekitar dua pekan.

Salah seoarang warga RT 001 /RW 001 Kampung Sampingan, Budi, mengatakan jembatan itu merupakan jalan alternatif di wilayah Kelurahan Banyuanyar. Sebelum jembatan itu ada, kedua warga kampung itu harus berputar lewat Jembatan Komplang. “Kami senang Pemkot [Pemerintah Kota] Solo membangunkan Jembatan Banyuanyar. Namun, dua pekan selesai dibangun jembatan retak,” ujar Budi ketika ditemui Solopos.com di rumahnya, Kamis (27/11/2014).

Advertisement

Dia mengatakan retaknya jembatan paling parah berada dibagian kedua sisi pondasi jembatan. Selain itu, jalan jembatan yang baru di aspal retak. “Kami melaporkan retaknya jembatan ini ke DPRD Solo dan kelurahan,” kata dia.

Anggota Komisi II DPRD Solo, Edy Jasmanto, mengatakan melihat hasil pembangunan Jembatan Banyuanyar jelas sekali rekanan lalai. Hal itu dapat dilihat dari hasil kontruksi pondasi penyangga jembatan.

“Setiap satu setengah meter di bagian pondasi jembatan harus ada saluran air. Namun, yang terjadi di sini [Jembatan Banyuanyar] jarak saluran air sangat jauh, sekitar dua meter,” ujar Edy ketika dijumpai wartawan dalam inspeksi mendadak (Sidak) Komisi II DPRD Solo di Jembatan, Kamis.

Advertisement

Dia menilai ada kekurangan sekitar tujuh sampai sepuluh saluran air yang tidak dipasang rekanan di dalam pondasi jembatan. Fungsi saluran air di dalam pondasi itu, kata dia, untuk menyalurkan air dari bawah tanah. “Saluran air itu meskipun sepele fungsinya sangat penting. Dampaknya bisa membuat jembatan retak,” kata dia.

Selain itu, pondasi di kedua ujung jembatan bentuknya lurus tidak miring. Melihat kondisi struktur tanah jembatan yang langsung bersentuhan dengan sungai, kata dia, pondasinya harus miring supaya air tidak menabrak pondasi jembatan.

Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Solo, Y.F. Sukasno, mengatakan setelah melihat hasil pekerjaan jembatan ini dari pihak panitia pengawas hasil pekerjaan (PPHP) Dinas Pekerjaan Umum (DKP) Solo harus lebih berhati-hati. Semua kerusakan jembatan ini, kata dia, sebelum diserah terimakan ke Pemkot harus diperbaiki semua.

Advertisement

“Rekanan masih punya waktu enam bulan untuk memperbaiki kerusakan. Kami tidak ingin mendapati jembatan kembali rusak setelah diserah terimakan ke Pemkot,” kata polisi dari PDIP ini.

Dia meminta rekanan untuk menutup sementara jalan karena jembatan ini belum siap 100% digunakan. Penutupan jalan itu, kata dia bisa dimanfaatkan rekanan untuk memperbaiki sejumlah kerusakan di jembatan.

“Jembatan belum ada lampu menerangan sama sekali. Sesuai perjanjian kontrak kerja dan gambar jembatan, rekanan wajib menyediakan,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif