Jogja
Kamis, 27 November 2014 - 17:20 WIB

Talut di Perumahan YAP Ambrol, Empat Rumah Terancam Longsor

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga menunjukkan talut yang ambrol (JIBI/Harian Jogja/Rima Sekarani)

Harianjogja.com, SLEMAN—Talut setinggi 10 meter dan lebar 20 meter di Perumahan YAP, Dusun Jumeneng Kidul, Desa Sumberadi, Kecamatan Mlati, Sleman ambrol pada Selasa (25/11/2014) sore. Akibatnya, empat rumah dinyatakan rawan longsor dan warga yang tinggal harus waspada.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Harianjogja.com, talut yang runtuh tersebut berbatasan langsung dengan Sungai Kontheng. Saat kejadian, kondisi di Jumeneng Kidul tidak sedang turun hujan. Namun, permukaan air sungai meninggi hingga kedalamannya mencapai sekitar satu meter.

Advertisement

Warga setempat memperkirakan talut ambrol sekitar pukul 17.00 WIB. Namun, mereka tidak langsung menyadarinya. Ketika ada orang yang hendak memancing, dia kaget dan segera memberi tahu warga Perumahan YAP. Warga pun kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Pemerintah Desa Sumberadi, diteruskan ke pemerintah kecamatan dan kabupaten.

“Saya sempat mendengar suara kretek-kretek seperti pohon tumbang,” kata Bambang Setyo Budi, warga Perumahan YAP, saat menunjukkan lokasi talut yang longsor di belakang rumahnya, Rabu (26/11/2014).

Warga Perumahan YAP kemudian gotong royong untuk menutup talut dengan terpal. Mereka juga akan membuat tanggul sementara di sekitar tepi sungai dengan karung berisi pasir.

Advertisement

“Kami dapat bantuan 500 karung dan enam terpal, tapi pasirnya swadaya warga,” ujar Bambang.

Warga lainnya, Apriyadi, langsung merencanakan pindah dari rumah yang dia kontrak seharga Rp4 juta per tahun itu. Sebab, bagian belakang rumah yang ditinggali Apriyadi sudah ikut longsor.

“Bagian belakang yang biasanya untuk salat dan kamar tidur, sementara ini dikosongkan dulu,” kata pria berusia 36 tahun tersebut.

Advertisement

Apriyadi mengaku mengikuti imbauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman agar bagian rumah yang jaraknya empat meter dari titik longsor tidak ditinggali.

“Rasanya tidak tenang. Pascakejadian, saya dan keluarga langsung tidur di ruang tamu,” ucapnya.

Terpisah, Kepala BPBD Sleman, Julisetiono Dwi Wasito mengungkapkan, terdapat empat kepala keluarga yang rumahnya terancam longsor. Selain rumah milik Bambang Setyo Budi dan Apriyadi, rumah yang ditinggali Sutrisno dan Bambang Guwarso juga terancam.

“Sementara ini kami bantu terpal untuk menutup talut. Ini antisipasi agar tanahnya tidak semakin tergerus air,” kata Juli.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif