Jogja
Kamis, 27 November 2014 - 04:20 WIB

KENAIKAN HARGA BBM : Penggilingan Padi di Sleman Naikkan Tarif

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah pekerja merontokkan gabah di sawah saat panen di Kelurahan Kenep, Sukoharjo, Sabtu (14/9/2014). (Iskandar/JIBI/Solopos)

Harianjogja.com, SLEMAN- Pengusaha jasa penggilingan padi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai menaikkan tarif ongkos penggilingan menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak terutama solar bersubsidi.

“Kenaikan ongkos jasa penggilingan padi ini untuk menutup biaya operasional mesin penggiling yang berbahan bakar solar,” kata pengusaha jasa penggilingan padi di Dusun Muron, Maguwoharjo, Depok, Sleman Sumardi, Selasa (25/11/2014).

Advertisement

Menurut dia, untuk jasa penggilingan gabah kering menjadi bekatul yang dibawa pulang oleh pemiliknya, ada kenaikan dari Rp350 per kilogram menjadi Rp500.

“Sedangkan penggilingan gabah kering menjadi beras juga naik dari Rp8.200 per kilogram menjadi Rp8.300,” katanya.

Ia mengatakan, sejak kenaikan harga BBM bersibsidi, dirinya belum mengalami kendala dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar solar.

Advertisement

“Solar mudah didapat, dan para pelanggan yang umumnya adalah para petani juga bisa memaklumi kenaikan tarif giling gabah ini,” katanya.

Sumardi mengatakan, dalam satu hari mesin giling padi miliknya mampu menggiling padi hingga tujuh kuintal.

“Namun saat setelah musim panen, biasanya sehari bisa mencapai 10 kuintal,” katanya.

Advertisement

Sedangkan pengusaha jasa penggilingan keliling, Raharjo, mengatakan dirinya juga menaikkan tarif jasa penggilingan setelah ada kenaikan harga BBM jenis solar.

“Kenaikan jasa penggilingan rata-rata hanya Rp200 per kilogram, karena kami selain solar untuk operasional penggilingan, juga untuk operasional keliling kampung,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif