Soloraya
Kamis, 27 November 2014 - 07:30 WIB

Ada Siswa SD Sukoharjo Palak Uang Teman Buat Beli Oplosan

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekerasan terhadap anak (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SUKOHARJO–Seorang siswa kelas IV SD pada salah satu sekolah di Kecamatan Weru yang memalak beberapa temannya menjadi sorotan bahasan pada rapat Badan Anggaran DPRD Sukoharjo. Salah seorang siswa SD yang dipalak mengadu ke Wakil Ketua DPRD Sukoharjo asal Weru, Giyarto.

“Kasus ini saya ketahui karena orangtua siswa mengadu ke saya. Karena uang sangu ketika masuk sekolah sebagian diminta temannya yang nakal itu untuk beli minuman oplosan,” ujar dia saat memimpin rapat di gedung DPRD Sukoharjo, Rabu (26/11/2014).

Advertisement

Politisi Partai Golkar ini menilai kenakalan siswa tersebut sudah di luar batas kewajaran. Giyarto mengatakan berdasar informasi yang diperolehnya menyebutkan korban anak yang nekat memalak teman-temannya itu sudah beberapa siswa.

Kondisi ini, ujar dia, tak boleh dibiarkan. Dia mengaku telah menemui kepala sekolah di sekolah itu agar mengarahkan anak yang nakal itu sehingga tak terjadi pemalakan lagi.

Dia menjelaskan uang hasil pemalakan teman-teman sekelasnya itu digunakan untuk membeli minuman opolsan dan rokok. Dikhawatirkan jika hak ini tak segera ditangani dengan benar akan menjadi preseden buruk di kemudian hari.

Advertisement

“Kepala sekolah SD tersebut sudah saya datangi dan juga sudah mendatangi wali orangtua anak itu. Karena anak ini ternyata tidak ditunggui orangtuanya. Mereka merantau ke suatu daerah,” ujar dia.

Terkait kasus tersebut Giyarto meminta kepada DPRD dan dinas terkait segera mengantisipasinya. Dia berpendapat perilaku menyimpang anak ini harus mendapat perhatian serius.

“Jadi dinas dan termasuk DPRD mestinya tidak hanya mengurusi fisik bangunan saja dengan membangun sekolah dan sebagainya, tapi juga memperhatikan karakter dan perilaku anak,” kata dia.

Advertisement

Giyarto menambahkan, kebengalan anak itu juga diperlihatkan dengan meminta temannya mengambil uang tabungan dan burung peliharaan orangtuanya. Hal ini dinilai sudah bertentangan dengan visi misi pendidikan.

“Kejadian seperti ini tidak menutup kemungkinan juga terjadi di sekolah lain, jadi perlu diberi perhatian lebih,” lanjutnya.

Anggota Komisi IV DPRD Sukoharjo, Moch Samrodin menambahkan, dunia pendidikan memang perlu mendapatkan perhatian serius. Karena itu dia mengingatkan perhatian tidak hanya tertuju pada bangunan fisik di antaranya membangun gedung sekolah saja. Hal lain yang harus mendapat perhatian adalah pembinaan dan karakter anak.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif