Soloraya
Rabu, 26 November 2014 - 10:00 WIB

RITUAL GUNUNG KEMUKUS : Praktik Esek-Esek Disorot, Usaha Karaoke Tiarap!

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi salah satu ruas jalan di Gunung Kemukus, Sumberlawang, Sragen, yang dijejali rumah-rumah karaoke dan kafe yang dihuni perempuan penjaja seks komersial. (JIBI/Solopos/Kurniawan/dok)

Solopos.com, SRAGEN–Usaha hiburan karaoke di kawasan objek wisata Gunung Kemukus di Desa Pendem, Sumberlawang, Sragen ditutup sementara. Hal itu menyusul adanya sorotan dari berbagai pihak terkait adanya praktik prostitusi di kawasan itu.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Selasa (25/11/2014), sejumlah warung serta tempat karaoke yang ada di sepanjang jalur menuju kawasan ziarah makam Pangeran Samudro tutup. Tak ada suara keramaian musik di tempat itu sepanjang perjalanan menuju lokasi makam.

Advertisement

Kondisi itu berbeda dengan suasana Senin (24/11/2014) siang yang masih terdengar suara musik dari salah satu bangunan semi permanen di kawasan tersebut. Suara musik tersebut bahkan terdengar hingga lokasi makam.

Ketua RT 035, Dukuh Gunungsari, Desa Pendem, Sumberlawang, Giyanto, menguraikan para pengusaha hiburan karaoke di objek wisata tersebut memang mulai Selasa diminta untuk menghentikan aktivitas mereka. Hal tersebut merupakan hasil pertemuan para pengusaha dengan tokoh masyarakat setempat pada Senin malam.

Advertisement

Ketua RT 035, Dukuh Gunungsari, Desa Pendem, Sumberlawang, Giyanto, menguraikan para pengusaha hiburan karaoke di objek wisata tersebut memang mulai Selasa diminta untuk menghentikan aktivitas mereka. Hal tersebut merupakan hasil pertemuan para pengusaha dengan tokoh masyarakat setempat pada Senin malam.

Dia tak menampik keputusan tersebut disesalkan para pengusaha karaoke. Hanya, dia menegaskan para pengusaha menghormati keputusan itu.

“Untuk lokasi karaoke yang tersebar di lima RT untuk sementara ditutup dulu,” jelas dia saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Selasa.

Advertisement

Luar Desa

Dia menjelaskan para PSK berasal dari luar daerah setempat dan jumlahnya berubah setiap saat lantaran mereka tak menetap di lokasi tersebut.

Terkait usaha karaoke, Giyanto menerangkan merupakan milik warga luar desa setempat. “Sekitar 80% itu usaha karaoke di sana merupakan milik pendatang yang mengontrak,” ungkapnya.

Advertisement

Giyanto mengaku usaha hiburan karaoke di objek wisata Gunung Kemukus sudah ada sejak dua tahun ini. Meski tak menampik ada sejumlah warga yang mengeluhkan suara yang dihasilkan dari tempat hiburan karaoke itu, dia menegaskan selama ini tak ada gejolak dengan warga sekitar.

Dia mengatakan selama ini sudah ada kesepakatan antara pengusaha hiburan karaoke dengan warga terkait jam buka hiburan karaoke.

Disinggung ritual esek-esek di Gunung Kemukus yang selama ini melekat, dia menegaskan kisah ritual tersebut tak benar dan bukan keharusan.

Advertisement

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Pendem, Herdiana, membenarkan penutupan lokasi hiburan karaoke di obyek wisata Gunung Kemukus. “Penutupan karena ada kesadaran warga. Untuk penutupan dilakukan sampai waktu yang belum ditentukan,” ujar dia.

Pada bagian lain, sejumlah petugas Kesbangpolinmas Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mendatangi Sragen guna mengecek kebenaran terkait kabar ritual esek-esek di Gunung Kemukus.

“Kami datang ke sini utnuk melihat lokasi dan melakukan pendataan. Kami belum tahu kebijakan beliau [Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo] setelah hasil ini akan keluar kebijakan seperti apa,” ungkap salah satu petugas dari Kesbangpolinmas Jateng, Arif Budianto, saat ditemui Solopos.com di Balai Desa Pendem.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif