News
Rabu, 26 November 2014 - 13:57 WIB

RITUAL GUNUNG KEMUKUS : Kemukus Cuma Setor 196,5 Juta Setahun ke Kas Daerah

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gunung Kemukus Sragen (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN — Kendati kondang hingga dunia internasional, ternyata objek wisata Gunung Kemukus hanya mampu menghasilkan pendapatan Rp196,5 juta selama 2013.

Informasi tersebut diperoleh Solopos.com dari Dinas Pariwisata Kebudayaan dan Olah Raga (Disparbudpor) Sragen belum lama ini. Pendapatan sebesar itu hanya sekitar 0,131% dari total pendapatan asli daerah (PAD) tahun ini. Data di Bidang Pendapatan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Sragen, PAD tahun sekitar Rp150 miliar.

Advertisement

Selain itu, pendapatan Gunung Kemukus kalah dari Situs Sangiran dan Kolam Renang Kartika. Saat ini pendapatan dari Situs Sangiran sudah mencapai Rp803.500.000. Sedangkan pemasukan dari Kolam Renang Kartika sekitar Rp300 juta. Pemasukan Gunung Kemukus hanya unggul dari objek pemandian air hangat Bayanan, Sambirejo yang hanya sekitar Rp100 juta.

Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan Daya Tarik dan Sarpras Disparbudpor Sragen, Nunuk Sri Rejeki, saat ditemui Solopos.com, Rabu (26/11/2014), mengatakan pendapatan dari Gunung Kemukus tahun ini baru di angka Rp180 juta. “Pendapatan paling besar tetap dari Situs Sangiran,” tutur dia.

Dia mengatakan Disparbudpor hanya mengandalkan objek-objek wisata tersebut dalam mengeruk pendapatan. Wilayah Sragen diakuinya memang minim objek wisata. “Secara total, pendapatan dari sektor pariwisata tahun ini kami targetkan Rp1,4 miliar. Kami optimis tercapai,” imbuh dia.

Advertisement

Sedangkan tahun 2015, menurut Nunuk, Disparbudpor menargetkan PAD Rp1,5 miliar. Target pendapatan sebesar itu bisa direalisasikan menyusul telah diresmikannya klaster-klaster baru di Situs Sangiran. Selain itu, dia menjelaskan, Disparbudpor tengah merintis Kampung Wisata Betisrejo.

Ditanya Solopos.com ihwal praktik mesum di kawasan wisata air panas Bayanan, Sambirejo, Nunuk menyatakan praktik tersebut terjadi di luar area wisata. Dia menjelaskan praktik esek-esek di Bayanan dilakukan di rumah-rumah singgah atau penginapan. “Tidak ada PSK atau WTS yang mangkal,” tandas dia.

Pernyataan senada disampaikan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Sragen, Wangsit Sukono. Dia mengatakan tindak asusila di Bayanan dilakukan pasangan mesum di rumah-rumah penginapan di lokasi tersebut. “Setahu saya di Bayanan belum ada yang sampai mangkal,” kata dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif