Jogja
Rabu, 26 November 2014 - 18:20 WIB

Kades se-Sleman Kunker ke Bali, Gunakan APBD-P 2014

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kunjungan kerja (JIBI/Solopos/Dok)

Harianjogja.com, SLEMAN—Sebanyak 83 kepala desa (kades) di Kabupaten Sleman mengikuti kunjungan kerja (kunker) ke Bali, Selasa (25/11/2014) pagi.

Mereka diagendakan melakukan studi banding terkait persiapan implementasi Undang-undang No.6/2014 tentang Desa di Desa Batuan, Sukowati, Kabupaten Gianyar, Bali.

Advertisement

Kepala Sub Bagian Humas Setda Sleman, Helmy Afrianto mengungkapkan, kunker tersebut telah diprogram sejak lama.

“Sebelum ini, para kepala desa dan camat sudah dapat orientasi tentang UU No.6/2014 di Pemkab Sleman, kemudian orientasi lapangannya di Bali,” ujar Helmy, Selasa siang.

Helmy mengatakan, rombongan akan secara khusus belajar mengenai pengelolaan keuangan desa sesuai UU No.6/2014. Ditanya soal pemilihan lokasi kunker, dia menjawab, “Desa Batuan itu jadi percontohan karena dipandang sudah lebih siap melaksanakan aturan yang baru,” kata Helmy.

Advertisement

Menurut Helmy, kunker tersebut telah diprogram sejak lama dengan alokasi dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2014. “Besok Kamis (27/11) sudah kembali dan kerja lagi,” katanya kemudian.

Dikonfirmasi soal kunker kepala desa, Kepala Bagian (Kabag) Umum Setda Sleman, Sukarno, tidak membantah. Sukarno sendiri juga ikut kunker ke Bali bersama Kabag Pemerintah Desa Setda Sleman, Mardiyana.

“Ini kemarin habis pelatihan dua hari tentang pengelolaan anggaran desa. Besok langsung ke Desa Batuan karena selain pengelolaan keuangannya baik, PAD [Pendapatan Asli Daerah] mereka juga besar,” kata Sukarno yang baru pekan lalu melepas jabatan sebagai Kepala Bagian Pemerintah Desa Setda Sleman itu.

Advertisement

Soal anggaran, Sukarno pun membenarkan pihaknya memakai APBD Perubahan 2014. Namun, dia mengaku lupa berapa besarnya. Ketika Harian Jogja mencoba menanyakannya pada staf Bagian Pemerintah Desa, hasilnya pun nihil.

Sementara itu, ada tiga kepala desa yang memilih tidak ikut kunker. Mereka adalah Lekta Manuri (Sumberharjo, Prambanan), Sebrat Harjanti (Balecatur, Gamping), dan Imindi Kasmianta (Maguwoharjo, Depok).

Lekta Manuri mengaku tidak ikut kunker karena banyak pekerjaan yang menumpuk menjelang akhir tahun. Misalnya saja menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes). “Saya juga diajak, tapi memilih menyelesaikan pekerjaan kantor. Saya sudah pernah ke Bali juga kok,” ungkapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif