News
Selasa, 25 November 2014 - 22:45 WIB

RITUAL GUNUNG KEMUKUS : Karaoke di Gunung Kemukus Tutup Sementara

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gunung Kemukus Sragen (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN — Usaha hiburan karaoke di kawasan objek wisata Gunung Kemukus di Desa Pendem, Sumberlawang, Sragen ditutup sementara. Hal itu menyusul adanya sorotan dari berbagai pihak terkait adanya praktik prostitusi di kawasan itu.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Selasa (25/11/2014), sejumlah warung serta tempat karaoke yang ada di sepanjang jalur menuju kawasan ziarah makam Pangeran Samudro tutup. Tak ada suara keramaian musik di tempat itu sepanjang perjalanan menuju lokasi makam.

Advertisement

Kondisi itu berbeda dengan suasana Senin (24/11/2014) siang yang masih terdengar suara musik dari salah satu bangunan semi permanen di kawasan tersebut. Suara musik tersebut bahkan terdengar hingga lokasi makam.

Ketua RT 035, Dukuh Gunungsari, Desa Pendem, Sumberlawang, Giyanto, menguraikan para pengusaha hiburan karaoke di obyek wisata tersebut memang mulai Selasa diminta untuk menghentikan aktivitas mereka. Hal tersebut merupakan hasil pertemuan para pengusaha dengan tokoh masyarakat setempat pada Senin malam.

Dia tak menampik keputusan tersebut disesalkan para pengusaha karaoke di Gunung Kemukus. Namun, dia menegaskan para pengusaha menghormati keputusan itu. “Untuk lokasi karaoke yang tersebar di lima RT untuk sementara ditutup dulu,” jelas dia saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Selasa.

Advertisement

Dia menjelaskan di wilayah RT 035 terdapat 20 usaha hiburan karaoke. Selain itu, dari pendataan terakhir terdapat 20 pekerja seks komersial (PSK) yang disebut warga sebagai anak binaan yang ada di wilayah RT 035. Dia menjelaskan para PSK berasal dari luar daerah setempat dan jumlahnya berubah setiap saat lantaran mereka tak menetap di lokasi tersebut.

Terkait usaha karaoke, Giyanto menerangkan merupakan milik warga luar desa setempat. “Sekitar 80% itu usaha karaoke di sana merupakan milik pendatang yang mengontrak,” ungkapnya.

Giyanto mengaku usaha hiburan karaoke di obyek wisata Gunung Kemukus sudah ada sejak dua tahun ini. Meski tak menampik ada sejumlah warga yang mengeluhkan suara yang dihasilkan dari tempat hiburan karaoke itu, dia menegaskan selama ini tak ada gejolak dengan warga sekitar.

Advertisement

Dia mengatakan selama ini sudah ada kesepakatan antara pengusaha hiburan karaoke dengan warga terkait jam buka hiburan karaoke. Disinggung ritual seks di Gunung Kemukus yang selama ini melekat, dia menegaskan kisah ritual tersebut tak benar dan bukan keharusan.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Pendem, Herdiana, membenarkan penutupan lokasi hiburan karaoke di obyek wisata Gunung Kemukus. “Penutupan karena ada kesadaran warga. Untuk penutupan dilakukan sampai waktu yang belum ditentukan,” ujar dia.

Pada bagian lain, sejumlah petugas Kesbangpolinmas Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mendatangi Sragen guna mengecek kebenaran terkait kabar ritual seks di Gunung Kemukus. “Kami datang ke sini utnuk melihat lokasi dan melakukan pendataan. Kami belum tahu kebijakan beliau [Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo] setelah hasil ini akan keluar kebijakan seperti apa,” ungkap salah satu petugas dari Kesbangpolinmas Jateng, Arif Budianto, saat ditemui Solopos.com di Balai Desa Pendem.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif