Soloraya
Selasa, 25 November 2014 - 15:00 WIB

NASIB TENAGA HONORER : GTT Mogok Sepekan, Sekolah-Sekolah di Wonogiri Lumpuh

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi guru (Dok. JIBI/Harian Jogja)

Solopos.com, WONOGIRI — Proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di sejumlah sekolah negeri di wilayah Wonogiri bagian timur terancam lumpuh selama sepekan. Hal ini akibat ribuan guru tidak tetap (GTT) di Wonogiri melakukan aksi mogok mengajar.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Selasa (25/11/2014), menyebutkan aksi mogok mengajar yang dilakukan para GTT telah berjalan dua hari. Pada hari kedua, para GTT tetap tak mengajar di sekolahnya masing-masing. Padahal, jumlah GTT lebih banyak dibanding guru pegawai negeri sipil (PNS) terutama di sekolah dasar (SD).

Advertisement

Dikhawatirkan, proses KBM di setiap sekolah terancam lumpuh lantaran guru PNS kewalahan mengajar dua-tiga kelas. Diketahui, setiap SDN di wilayah Wonogiri bagian timur hanya mempunyai tiga-empat guru PNS. Bahkan, ada SDN yang hanya mempunyai dua guru PNS. Selama ini, para GTT cenderung menjadi tumpuan utama proses KBM di setiap SD.

Ketua Forum GTT Kecamatan Batuwarno, Wonogiri, Handang, mengatakan dia dan ribuan guru lainnya berkomitmen mogok mengajar selama sepekan mulai Senin-Sabtu (21-29/11/2014). Hal ini dilakukan agar nasib GTT di Indonesia lebih diperhatikan oleh pemerintah pusat.

“Hari ini [kemarin] para GTT di Kecamatan Batuwarno tidak ada yang mengajar. Ini sikap kami agar kesejahteraan para GTT meningkat walaupun sebenarnya sangat berat meninggalkan para siswa,” katanya saat dihubungi Solopos.com.

Advertisement

Menurut dia, proses KBM di sejumlah SD terutama di wilayah Wonogiri bagian timur nyaris lumpuh. Hal ini disebabkan jumlah guru kelas berstatus PNS tak sebanding dengan GTT. Para guru PNS terpaksa mengajar dua-tiga kelas secara bergantian.

Bahkan, kemungkinan pelajaran pada jam pertama kosong lantaran para guru PNS mengikuti apel upacara memperingati hari guru di setiap kecamatan. Alhasil, para siswa terlantar di kelasnya masing-masing. “Tadi kan ada upacara peringatan hari guru. Seluruh guru mengikuti apel upacara hingga pukul 08.00 WIB,” papar dia.

Lebih jauh, Handang mengungkapkan pihaknya telah berulang kali mendatangi DPRD Wonogiri untuk menyampaikan aspirasi. Bahkan, para guru GTT telah melakukan dengar pendapat atau hearing dengan anggota Dewan dan Dinas Pendidikan (Disdik) Wonogiri. Namun, upaya tersebut tak membuahkan hasil. Tak ada solusi alternatif untuk mengubah nasib para GTT.

Advertisement

Solusi terakhir, para GTT berencana mendatangi Gedung DPR di Senayan, Jakarta. Hal ini dilakukan lantaran hanya pemerintah pusat yang dapat memutuskan kebijakan terkait nasib para GTT. “Kami masih koordinasi dengan para GTT se-Wonogiri. Yang jelas kami akan ke Jakarta [Gedung DPR] namun waktunya belum jelas.”

Di sisi lain, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Wonogiri, Siswanto, mengungkapkan dia telah menginstruksikan kepada setiap kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pendidikan agar dapat mengatasi proses KBM di setiap sekolah. Dia mengakui proses KBM di setiap sekolah tak maksimal. Para guru PNS kewalahan mengajar dua-tiga kelas.

Kendati demikian, dia optimistis proses KBM di setiap sekolah tak akan lumpuh menyusul aksi mogok mengajar yang dilakukan para GTT. “Saya masih di Bali ada kunjungan kerja bersama DPRD Wonogiri. Jauh-jauh hari, saya sudah memberi instruksi agar setiap Kepala UPTD Pendidikan dan kepala sekolah dapat mengatasi permasalahan ini sehingga proses KBM tetap berjalan. Sudah terjadwal, guru PNS akan mengajar di dua-tiga secara bergantian,” kata Siswanto.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif