News
Selasa, 25 November 2014 - 15:35 WIB

KENAIKAN HARGA BBM : Pengamat: Penggunaan Interpelasi DPR Sulit Gulingkan Jokowi

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jokowi-JK seusai mengumumkan harga baru BBM, Senin (17/11/2014) malam. (JIBI/Solopos/Antara/Andika Wahyu)

Solopos.com, JAKARTA — Kebijakan penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang dilakukan oleh pemerintah tidak akan berdampak jauh hingga pemakzulan atau penggulingan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal ini mengingat hak interpelasi DPR hanya untuk mempersoalkan kebijakan pemerintah.

Menurut pengamat hukum tata negara, Refly Harun, selain ada mekanisme rapat kerja dengan pemerintah untuk mempertanyakan kebijakan itu, penggunaan hak interpelasi merupakan hak institusi DPR. Artinya, hak tersebut bukan melekat pada anggota sehingga secara institusi untuk mengajukannya lewat rapat paripurna tidak mudah.

Advertisement

Selain itu, hak interpelasi juga harus melalui mekanisme hak angket dan terkahir hak menyatakan pendapat untuk membuka peluang menjatuhkan Jokowi. Kendati demikian, hak yang terakhir tersebut tidak mudah digunakan mengingat panjangnya prosedur dan mekanismenya.

“Terlalu jauh mengaitkan hak interpelasi dengan langkah menjatuhkan Presiden Jokowi lewat hak menyatakan pendapat,” ujar Refly Harun dalam diskusi bertema hak interpelasi DPR. Diskusi itu menampilkan nara sumber anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Partai Golkar, Mohammad Misbakhun; dan Johni Plate dari Partai Nasdem.

Menurut Refly, bisa saja Presiden Jokowi mengubah kebijakannya dengan menarik kembali kenaikan harga BBM sehingga semuanya menjadi selesai. Pasalnya, persoalan kenaikan harga BBM merupakan masalah kebijakan yang bisa diubah.

Advertisement

Peluang menjatuhkan presiden hanya bisa dilakukan kalau presiden melakukan kesalahan berat sebagaimana diatur oleh undang-undang. Kesalahan tersebut, misalnya melakukan tindak korupsi, pelanggaran hak azasi manusia, atau berkhianat pada negara.

Namun demikian, Refly menyatakan tidak ada yang salah kalau memang para anggota DPR menggunakan hak interpelasi. Dia menyebutkan bisa saja penggunaakn hak tersebut hanya digunakan untuk menguji kekompakan Koalisi Merah Putih di DPR.

Hanya saja Refly khawatir kalau pengajuan hak tersebut lebih bernuansa politis dengan tujuan untuk mencari panggung politik. Sementara itu, Johni Plate mengatakan terlalu dini bagi DPR untuk menggunakan hak interpelasi mengingat mekanisme rapat dengar pendapat dengan pemerintah bisa dilakukan.

Advertisement

Menurutnya, hak interpelasi merupakan hak yang “sakral” sehingga tidak dengan mudah digunakan karena akan berdampak luas terhadap konstelasi politik dan pemerintahan. Johni juga menggarisbawahi bahwa kenaikan harga BBM merupakan langkah pemerintah untuk mementingkan kebijakan makro ketimbang kebijakan mikro.

Dia menyatakan masyarakat tidak boleh terlalu bergantung pada subsidi pemerintah kalau ingin menciptakan kemandirian ekonomi sebagaimana dicanangkan pemerintah Jokowi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif