Jogja
Selasa, 25 November 2014 - 11:40 WIB

Kasongan Art Festival Tahun Ini Angkat Masalah Sungai Bedog

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Perajin Gerabah Kasongan (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, BANTUL—Kasongan Art Festival (KAF) kembali digelar tahun ini di Desa Wisata Kasongan, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan. Semangatnya masih sama. Mengampanyekan persoalan lingkungan.

KAF yang ke-4 tahun ini mengusung tema River Crying atau sungai yang menagis akibat pencemaran limbah pabrik, industri dan rumah tangga yang masih terjadi di Sungai Bedog. Sungai yang melintasi sentra wisata kerajinan gerabah di Kasongan.

Advertisement

“Sejak dari tahun pertama digelar, kami [panitia] masih fokus pada persoalan lingkungan. Menolak penganiayaan sungai yang dilakukan masyarakat dan perusahaan dengan membuang limbah ke Bedog,” kata penggagas Kasongan Art Festival, Timbul Raharjo, dalam jumpa pers, Senin (24/11/2014).

Kampanye menyelamatkan lingkungan itu antara lain diwujudkan dengan kegiatan kerja bakti warga Kasongan mengumpulkan sampah plastik tidak terpakai dan memasukannya ke dalam botol plastik bekas kemasan air mineral.

Satu buah botol plastik dapat memuat sampai seratus lembar plastik yang biasa bertebaran di sungai dan tanah. Sejumlah botol plastik yang berisi plastik bekas lalu diikat atau disatukan dan dirancang menjadi rak buku atau rak sepatu. Inisiasi mengumpulkan plastik bekas itu telah dimulai di Kasongan sejak Agustus lalu.

Advertisement

Semangat penyelamatan lingkungan juga dikampanyekan lewat pertunjukan seni yang menghadirkan seniman Jemek Supardi berkolaborasi dengan etnomusikologi Institut Seni Indonesia (ISI) pada pembukaan KAF 2014, yang bakal digelar Sabtu (29/11). Seniman pantomim itu bakal beraksi lewat kisah sungai yang menangis.

Panitia acara, Ryan Nuryanto, mengatakan sejumlah kegiatan baru seperti jemparingan guci yaitu memanah lubang guci, juga bakal digelar memeriahkan KAF kali ini.

KAF sejatinya telah dimulai sejak Minggu (23/11/2014) lalu dengan kerja bakti mengumpulkan plastik bekas.
Rangkaian KAF bakal digelar lagi pada Sabtu (29/11/2014) sampai Minggu (7/12/2014).

Advertisement

“Memanah guci ini diikuti peserta dari Jateng dan DIY, mereka akan memanah menggunakan pakaian daerah,” terang Ryan.

Menurut Timbul, KAF pertama sampai saat ini telah berdampak pada peningkatan ekonomi kerajinan gerabah di Kasongan. Ia membandingkan pada 2010 lalu, ekspor produk gerabah ke luar negeri rata-rata 20 kontainer dalam sebulan kini menjadi 50 kontainer.

Ekspor produk lokal itu menembus benua Eropa dan Amerika tidak hanya pasar di Asia. Antusiasme warga lokal maupun luar negeri terhadap kegiatan KAF turut serta mendongkrak promosi desa wisata Kasongan setiap tahunnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif