Soloraya
Selasa, 25 November 2014 - 05:31 WIB

INFO BELANJA : Sangkar Burung Lebih Murah di Perajin, Mau?

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pekerja industri kerajinan membuatan sangkar burung di Anugrah Sangkar, Mojosongo, Solo, Senin (27/1/2014). Kerajinan sangkar burung tersebut dipasarkan hingga Jakarta, bahkan Sumatra dengan Rp650.000 hingga Rp2 juta tergantung bentuk dan ukuran. (Burhan Aris Nugraha/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Sangkar burung merupakan barang wajib bagi penghobi burung. Di Kota Solo, Jawa Tengah mencari sangkar burung bukanlah hal yang sulit. Selain di Pasar Burung Depok, sangkar burung juga bisa dibeli di beberapa perajin dengan harga yang lebih murah.

“Banyak penghobi yang langsung beli sangkar burung di sini, mereka bilang di sini pilihan modelnya lebih banyak daripada yang ada di pasar. Harganya juga masih tangan pertama, jadi lebih murah,” ujar Ngadi, 46, pemilik bengkel perajin sangkar burung ukir yang ditemui Solopos.com di rumahnya, Jl. Sumbing, Mojosongo, Solo.

Advertisement

Sangkar burung yang dibuat di bengkel milik Ngadi berbahan utama kayu dan bambu. Untuk sangkar burung berbentuk bujur sangkar, Ngadi menggunakan kayu jati dan kayu mahoni dari limbah pabrik mebel yang ia dapatkan dari Klaten dan Jepara. Sedangkan untuk sangkar burung berbentuk tabung, pria yang sudah menggeluti kerajinan sangkar burung sejak tahun 1997 itu menggunakan bambu yang ia beli dari pedagang bambu di daerah Tawangmangu, Karanganyar. Bambu Tawangmangu ia pilih karena memiliki ukuran panjang dan kualitas kelenturan yang stabil.

“Untuk sangkar burung berbentuk kotak, kami memakai limbah kayu jati dan mahoni yang kami dapat dari perajin mebel di daerah Klaten dan Jepara. Terus bambu-bambu ini untuk bahan sangkar burung yang berbentuk tabung, bambunya kami datangkan dari Tawangmangu,” ujar Ngadi.

Advertisement

“Untuk sangkar burung berbentuk kotak, kami memakai limbah kayu jati dan mahoni yang kami dapat dari perajin mebel di daerah Klaten dan Jepara. Terus bambu-bambu ini untuk bahan sangkar burung yang berbentuk tabung, bambunya kami datangkan dari Tawangmangu,” ujar Ngadi.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Eko, 37, pemilik industri rumahan perajin sangkar burung di daerah Tohudan, Colomadu, Solo. Selain menjual sangkar burung buatannya di Pasar Burung Depok, Eko mengaku tidak sedikit pula pelanggan setianya yang datang langsung ke rumahnya dengan pertimbangan harga yang lebih murah.

“Saya buka kios di Pasar Depok, tapi banyak juga yang beli langsung kemari [di rumah Eko]. Sebagian besar yang datang biasanya beli secara grosir untuk dijual lagi, bisa 10 sampai 20 sangkar untuk sekali transaksi. Tapi ada juga penghobi yang langsung datang  kemari dan beli secara eceran. Dari segi harga bisa lebih murah daripada harga di Pasar Depok, 20 persen lebih murah,” jelas Eko sembari menghaluskan bambu untuk jeruji sangkar burung buatannya..

Advertisement

“Selain sangkar kayu, kami juga membuat sangkar burung dari bahan ram. Tapi memang produksinya tidak terlalu banyak, karena pelanggan kami banyak yang lebih suka dengan sangkar kayu,” jelas Eko.

Mengenai harga, sangkar burung yang ditawarkan oleh Ngadi dan Eko memiliki perbedaan. Karena memang segmen yang menjadi sasaran mereka berdua sedikit berbeda. Ngadi membuat sangkar kayu dengan kelebihan motif ukiran. Sedangkan Eko hanya membuat sangkar burung kayu biasa tanpa motif dan beberapa sangkar berbahan ram.

“Harga sangkar burung yang saya tawarkan mulai dari Rp50.000 per buah sampai Rp4 juta per buah tergantung seberapa rumit ukiran dan ukuran sangkar burung yang dipesan. Yang paling mahal itu dari kayu utuh yang kemudian langsung dibuat sangkar sekaligus diukir, jadi kerangkanya tanpa sambungan,” jelas Ngadi.

Advertisement

Harga Bergantung Ukuran
Eko menjelaskan harga sangkar burung buatannya berbeda-beda tergantung ukuran. “Untuk sangkar berbahan kayu, ukuran tinggi dikali lebar 30 cm x 30 cm ini harganya Rp20.000 per buah. Yang ukuran 50 cm x 30 cm ini Rp45.000 per buah. Lebih besar lebih mahal lagi. Untuk sangkar dari ram, kami hanya produksi satu ukuran, yaitu 70 cm x 35 cm harganya Rp90.000 per buah,” ujar Eko.

Murdi, salah satu pembeli di rumah Eko mengatakan bahwa dirinya sudah sering membeli sangkar burung buatan Eko. “Saya sudah sering beli di tempat Mas Eko, nantinya akan saya jual lagi di kios saya di Pasar Depok. Untuk sangkar harga Rp20.000, di tempat Mas Eko saya hanya perlu membayar Rp15.500 saja. Kalau saya ambil 10 buah seperti ini berarti saya hemat Rp40.000-an,” ujar Murdi.

Di tempat yang berbeda, Ratri, penjual sangkar burung yang ditemui Solopos.com di Pasar Burung Depok mengungkapkan sebagian kandang burung yang ia jual adalah hasil produksi dari bengkel sangkar burung milik Ngadi. Wanita yang mengaku sudah berjualan di Pasar Depok selama 20 tahun itu mengungkapkan bahwa dirinya sudah lama berlangganan sangkar burung milik Ngadi.

Advertisement

“Iya sangkar burung ini ambilnya dari tempat Pak Ngadi, sudah langganan lama juga. Beberapa pedagang yang menjual sangkar ukir di Pasar Depok ini ambilnya juga dari sana,” ujar Ratri.

Sangkar Burung Sragen
Selain dari bengkel sangkar burung milik Ngadi di Mojosongo dan di industri rumahan milik Eko di Tohudan, sangkar burung juga dapat dibeli langsung di perajin sangkar burung di Desa Karangmalang, Masaran, Sragen. Sangkar burung yang diproduksi sebagian besar berbahan baku bambu. Harga yang ditawarkan juga beragam, mulai dari puluhan ribu rupiah sampai ratusan ribu rupiah tergantung ukuran sangkar.

“Bahan utama perajin sangkar di Karangmalang kebanyakan dari bambu, karena perajin di sini tidak hanya membuat sangkar burung tetapi sebagian ada juga yang membuat kurungan ayam dengan bahan yang sama,” ujar Rita, anak pemilik salah satu industri rumahan sangkar burung di Karangmalang. (Himawan Ulul/JIBI/Solopos.com)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif