Jateng
Senin, 24 November 2014 - 20:12 WIB

TEMUAN SITUS KUNO : Situs Liyangan Lereng Sindoro Diduga Berasal dari Abad VI

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penemuan benda cagar budaya (JIBI/Harian Jogja/Bisnis Indonesia)

Ilustrasi penemuan benda cagar budaya (JIBI/Harian Jogja/Bisnis Indonesia)

Kanalsemarang.com, TEMANGGUNG- Situs Liyangan di Desa Purbosari lereng Gunung Sindoro, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, diduga telah dihuni sejak abad ke-6, kata Ketua Tim Ekskavasi Situs Liyangan Sugeng Riyadi dari Balai Arkeologi Jogja.

Advertisement

“Berdasarkan penelitian bekas bangunan berupa sampel arang kayu dan bambu yang diteliti di Badan Tenaga Atom Jogja menunjukkan bahwa Situs Liyangan dihuni sejak abad ke-6 hingga abad ke-10,” katanya seperti dikutip Antara, Senin (24/11/2014).

Ia menyebutkan berdasarkan lima sampel arang yang diteliti keluar angka tahun paling tua 578 M, 742 M, 846 M, 913 M, dan yang paling muda 997 M.

Advertisement

Ia menyebutkan berdasarkan lima sampel arang yang diteliti keluar angka tahun paling tua 578 M, 742 M, 846 M, 913 M, dan yang paling muda 997 M.

“Sampel arang yang kami kirim tiga di antaranya arang bambu dan dua sampel arang kayu. Munculnya abad ke-6, 8, 9, 10 itu membuktikan bahwa Situs Liyangan ini dihuni setidaknya 400 tahun,” katanya.

Ia yakin sebelum abad ke-6 sudah ada penghuninya, namun belum ditemukan buktinya dan tempat itu terus dihuni hingga akhir abad ke-10 dan akhirnya terkubur oleh letusan.

Advertisement

Balai Arkeologi Yogyakarta sejak pekan lalu kembali melakukan ekskavasi di Situs Liyangan dengan konsentrasi di sekitar jalan batu paling bawah.

Sugeng mengatakan pada jalan batu tersebut salah satu sisinya terdapat talud dari batu. Kira-kira jarak sekitar delapan meter dari jalan batu ke arah barat ditemukan bangunan berupa struktur batu yang memanjang ke arah barat berbentuk lima teras berundak.

“Ekskavasi kali ini untuk mencari hubungan jalan batu dengan bangunan teras. Awal ekskavasi ditemukan lantai tanah yang terbakar di samping ada tulang, pecahan gerabah, dan keramik.

Advertisement

Di antara lantai yang terbakar, katanya ditemukan fitur-fitur berupa sejumlah lubang yang berpola memanjang dari timur ke barat sejajar dengan kultur batu bangunan teras.

Ia menyebutkan, sekitar 29 lubang tersebut terdiri atas dua baris berada di tengah teras atau teras ketiga. Lubang-lubang ini berbentuk persegi dan lingkaran. Bentuk lingkaran diperkirakan bekas bambu, dan yang persegi bekas kayu.

“Lubang-lubang yang berpola dengan jarak masing-masing 30 centimeter, kemungkinan itu dinding yang diperkuat dengan kayu dan bambu atau mungkin berupa pagar. Kami belum tahu persis karena baru ditemukan polanya saja,” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif