Harianjogja.com, KULONPROGO—Selama renovasi Monumen Nyi Ageng Serang (MNAS), arus lalu lintas di Simpang Lima Karangnangka, Wates semakin membingungkan pengguna jalan. Terutama bagi pengendara dari arah Terminal Wates yang hendak menuju ke arah Desa Giripeni Kecamatan Wates.
“Dulu sebelum ada pembangunan monumen, dari arah terminal mau ke Giripeni, arah jalannya jelas. Tapi setelah ada pembangunan, saya tidak melihat ada rambu, jadi agak membingungkan,” ujar Aris, warga Desa Giripeni, Minggu (23/11/2014).
Aris menambahkan, lampu alat pemberi isyarat lalu lintas (Apill) yang semula berada di sisi timur patung Nyi Ageng Serang kini juga telah bergeser mundur. Lampu tersebut ditempatkan tepat di sebelum belokan ke kiri.
Posisi tersebut membingungkan pengendara karena mengira jalan tersebut dapat dilalui kendaraan dari arah terminal yang akan menuju Giripeni.
“Di sana tidak ada rambu, sehingga banyak pengendara yang tidak tahu, apakah boleh belok atau tidak,” jelas Aris.
Hal senada juga disampaikan Sutopo, pengendara sepeda motor yang kerap melintas di kawasan tersebut. Warga asal Desa Panjatan itu cukup kebingungan untuk memutar ke arah Giripeni. Tak adanya rambu serta pengarahan arus lalu lintas yang tepat, kadang membuat dia harus berbelok dulu ke Jalan Brigjend Katamso.
“Mau bagaimana lagi, saya agak kebingungan. Dari pada salah dan kena tilang, saya coba belok dulu ke Jalan Brigjend Katamso. Karena kalau dari lampu merah arah tersebut tinggal lurus saja ke arah Giripeni,” jelas Sutopo.