Jogja
Senin, 24 November 2014 - 14:20 WIB

MUSIM HUJAN : Awas, Leptospirosis Ancam Warga Gunungkidul

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Kesehatan Gunungkidul meminta warga untuk waspada terhadap penyakit leptospirosis di musim hujan. Meski bukan termasuk wilayah endemi, warga diminta berhati-hati, terutama mereka yang tinggal di area pertanian serta wilayah perbatasan.

Berdasarkan data yang ada, tahun lalu penyakit yang disebabkan tikus itu menyerang empat warga, salah seorang penderita meninggal dunia.

Advertisement

Kepala Bidang Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Gunungkidul, Sumitro menjelaskan, penyakit leptospirosis ditularkan melalui tikus.

Air kencing tikus yang terpapar virus leptoapirosis dengan mudah bercampur dengan air, baik itu di lingkungan perkampungan atau di area persawahan.

“Penyakit itu bisa menular ke manusia melalui luka terbuka. Untuk itu, kami sarankan tetap menerapkan pola hidup bersih dan sehat untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut,” kata Sumitro, Minggu (23/11/2014).

Advertisement

Dia menambahkan, saat musim hujan, air dengan mudah ditemukan, sehingga air kencing tikus akan lebih mudah mengenai manusia. Dampaknya, risiko penyebaran penyakit itu jadi semakin besar.

“Kita tidak tahu air yang mengenai tubuh kondisinya seperti apa? Akan lebih baik kalau berhati-hati dan sering melakukan cuci tangan dan kaki menggunakan sabun,” imbaunya.

Sumitro menambahkan, Gunungkidul memang bukan endemik penyakit leptospirosis. Dari pemetaan yang dilakukan, setidaknya enam kecamatan rawan penyebaran leptospirosis, meliputi Kecamatan Semin, Ngawen, Nglipar, Gedangsari, Panggang dan Ponjong.

Advertisement

“Habitat tikus paling banyak berada di wilayah pertanian. Kita [Gunungkidul] memang sedikit memiliki wilayah pertanian [sentra penghasil beras], tapi di wilayah perbatasan umumnya berbatasan dengan wilayah penghasil beras [Bantul, Klaten dan Sukoharjo], sehingga potensi penyebarannya juga tambah besar,” ungkap dia.

Lebih jauh Sumitro mengatakan, saat musim hujan, bukan hanya penyebaran leptospirosis saja, sebab penyakit lain juga mengintai kesehatan masyarakat. Salah satunya adalah penyakit demam berdarah. Banyaknya genangan air membuat nyamuk cepat berkembang.

“Untuk mengurangi risiko DBD, warga harus menggalakkan 3M [menguras, mengubur dan menyemprot]. Selain itu, harus terus menjaga kebersihan lingkungan,” tambahnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif