Jogja
Senin, 24 November 2014 - 19:40 WIB

KISAH ANJING MILITER : Bertugas Menjaga Pesawat Militer

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bronie, anjing jenis malinois menjalani latihan di markas Satwan Anjing, Lanud Adisutjipto pekan lalu. (JIBI/Harian Jogja/Sunartono)

Harianjogja.com, JOGJA-Di tengah perkembangan teknologi radar yang kian canggih, TNI Angkatan Udara (AU) masih membutuhkan anjing. Hewan tersebut menjadi salah satu komponen penting menjaga paralatan tempur.

Anjing menjadi solusi karena memiliki kemampuan ekstra dalam mendeteksi pergerakan musuh di malam hari. Di TNI AU, pesawat militer secara khusus dijaga oleh anjing. Pangkalan Udara (Lanud) Adisutjipto memiliki belasan anjing yang tergabung dalam Satuan Hewan (Satwan) Anjing di bawah Komando Satuan Polisi Militer TNI AU (Satpom AU).

Advertisement

Dalam sepekan dua kali, 18 anjing akan dilatih dengan berbagai jenis tema. Seperti halang rintang, penyerangan, penciuman serta berbagai teknis lainnya. Salah satu pawang, Serma Kirwanto menunjukkan cara melatih. Ia mengeluarkan Anjing jenis malinois bernama Bronie dari kandangnya.

“Duduk, duduk,” ucap Serma Kirwanto.

Bronie pun duduk di arena latihan. Sejurus kemudian Bronie diminta untuk melewati rintangan dan melompat. Bronie mampu menyeret beban lebih dari 60 kilogram. Kemudian, anjing yang bergabung di Lanud Adisutjipto sejak 2009 itu diminta menyerang dengan menggigit tangan pawang lain yang sudah di lengkapi dengan alat penutup. Setelah menyalak tiga hingga empat kali, Bronie dilepas dan menyambar tangan pawang dengan lompatan dan tepat sasaran. Bronie baru melepaskan gigitan sekitar satu menit diminta oleh tuannya. Selain melatih, fase tak kalah penting yang harus dipahami pawang yaitu kala anjing tengah birahi.

Advertisement

“Kalau dikawinkan, perawatan anaknya lebih menyita waktu dan tenaga. Tetapi anjing tetap dikawinkan, kalau tidak yang jantan makin galak,” kata Kirwanto.

Tugas Bronie dan kawan-kawan tidak ringan. Setiap malam secara bergantian dua ekor anjing harus menjaga pesawat militer di seluruh shelter. Di luar itu jika ada pesawat militer angkut, latih dan tempur atau pesawat kepresidenan yang transit di Lanud ini, Bronie dan kawannya harus keluar kandang. Belum lagi, jika Skuadron Tempur dari Lanud Iswahjudi dan Abdulrahman Saleh menggelar latihan nomaden.

“Tiap pesawat harus ada anjing di dekatnya, terutama saat malam hari. Kalau anjing menggongong pasti ada pergerakan sehingga pasukan jaga lainnya mendengar,” ungkap Sitanggang menjelaskan tugas Bronie dan kawan-kawan.

Advertisement

Tiap anjing memiliki masa pensiun bertugas di Lanud. Anjing dibatasi maksimal berumur tujuh tahun demi efektifitas tugas dengan mempertimbangkan kesehatan. Tapi jika masih memiliki daya serang yang besar masa pensiun itu bisa diperpanjang. Termasuk Bronie yang kini sudah berumur tujuh tahun tapi masih memiliki kemampuan serang dan daya cium yang tajam.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif