SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/Dok)
Harianjogja.com, KULONPROGO—Pemerintah Kabupaten Kulonprogo bakal ketiban rezeki dengan adanya akuisisi lahan pembangunan bandara di Kecamatan Temon. Pemkab bahkan sudah berani mencantumkan anggaran belanja daerah sampai Rp1,3 triliun di tahun depan.
Pemkab mencatat akusisi lahan memberi sumbangan pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp20 miliar. Tambahan pendapatan puluhan miliar itu sudah dipetakan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah 2015.
“Nominal itu [Rp20 miliar] merupakan hasil peralihan hak,” ujar Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, seusai pertemuan dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) di Rumah Dinas Bupati, Wates, akhir pekan lalu.
Bupati mengaku rezeki Rp20 miliar itu baru di tahap awal proses pembangunan bandara di Temon. Nominal tambahan untuk PAD yang lebih besar bakal mengalir seiring dengan berjalannya pembangunan sampai bandar beroperasi.
Hasto menilai keberadaan bandara bisa menjadi penyambung Jogja dengan Kulonprogo. Persoalannya, selama ini Kulonprogo dan Jogja seolah-olah terputus secara psikologis. “Misalnya warga Kulonprogo tidak merasa sebagai bagian dari Jogja,” paparnya.
Keberadaan bandara bisa mengurai kebekuan tersebut. Dampak negatif dari ketidakterhubungan kabupaten dengan ibukota provinsi adalah keterbelakangan pembangunan, seperti yang dirasakan Kulonprogo dan Gunungkidul.
Proses pembangunan bandara kini dalam tahap konsultasi publik.Tim Pendataan Pembangunan Bandara Pemerintah DIY, Ismintarti, mengatakan panitia sudah memperhitungkan berbagai kemungkinan teknis yang muncul saat tahap konsultasi publik.
“Kami [Tim Pendataan Pembangunan Bandara] mengizinkan ahli waris bagi pemilik tanah yang sudah meninggal untuk hadir dan sudah ada data nama-namanya serta mencantumkan dalam satu undangan,” ujarnya.