Lifestyle
Minggu, 23 November 2014 - 17:10 WIB

KULINER SOLO : Sterno Stove Diklaim Ciri Khas Sup Buntut Solo

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi sop buntut Solo (Farid Syafrodhi/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Nikmatnya sup buntut tak perlu kita ragukan. Apalagi jika dinikmati di tengah cuaca dingin atau hujan. Beruntung, kendati bukan sajian kuliner khas Solo, tak sulit mencari mencari sup buntut di Kota Bengawan ini.

Di Ispecta Culinary and Catering Service atau sering juga SBS Resto & Cafe misalnya, ada menu sup buntut Solo (SBS) yang istimewa. Kenapa istimewa?

Advertisement

Sup buntut Solo tidak dihidangkan langsung dengan mangkuk seperti di warung-warung sup buntut pada umumnya. Sup buntut di resto yang beralamat di Jl. Ahmad Yani No. 414, Kerten, Solo ini disajikan menggunakan sterno stove atau kompor mini seperti pada menu steamboat.

Keuntungan menggunakan sterno stove ini adalah sup yang tersaji panasnya tahan lama. Kuah sup tetap mendidih saat dihidangkan di meja.

“Saya jual rasa. Jadi untuk rasa saya nomor satukan.”

Advertisement

4 Ruas Seporsi
Tak perlu menunggu lama untuk mendapatkan menu sup buntut Solo di SBS Resto & Cafe. Hanya dalam waktu 10 menit setelah Solopos.com duduk di meja restoran, sup buntut pun datang.

Begitu tutup sterno stove dibuka, aroma gurih sup dengan kuah mengepul pun menggoda untuk dicicipi. Sebelum menyantap, mata ini dimanjakan dengan presentasi nan apik dari sup tersebut.

Empat ruas buntut sapi atau oxtail, irisan wortel, dan kentang, berenang-renang di dalam kuah rempah panas. Taburan daun seledri dan bawang goreng menguji kesabaran lidah untuk menikmati sup ini.

Advertisement

Gurihnya kuah langsung menguasai rongga mulut dan kerongkongan pada santapan pertama. Bila ingin rasanya lebih segar dan beraroma, kuah bisa dicampur dengan perasan jeruk nipis dan sambal kecap.

Struktur daging buntut sapi dalam sup itu juga sangat empuk. Dagingnya langsung lepas dari tulangnya saat digigit.

Dimasak 2 Kali
Executive Chef SBS, Bambang Prasetiyo, saat ditemui Solopos.com di restoran tersebut, Selasa (18/11/2014), mengatakan daging buntut sapi itu begitu empuk karena dimasak dua kali sebelum dijadikan isian sup. “Pertama dimasak dengan bumbu selama lebih kurang satu jam dengan panci jumbo. Kedua, buntut ditim dengan api kecil selama sejam. Jadi dagingnya empuk tapi tidak rusak,” ujar Bambang.

Karena tidak ada gajih yang menempel di tulang buntut, kuah sup itu tetap segar dan tidak mengental saat sudah dingin. Justru sup ini semakin nikmat.

Setiap satu porsi sup, Chef Bambang selalu menaruh center-cut buntut atau buntut kelas premium berbentuk bulat berdaging. Sementara kaldu dalam kuah disarikan dari tulang engkel sapi. “Untuk kuah kami pakai tulang kaki yang memang mengandung banyak kaldu,” terang Chef Bambang. Sup buntut Solo disajikan dengan harga Rp34.000 per porsi.

Lain lagi dengan sup buntut di Sup buntut Mbak Yenny (SBY) di Jl. Kebangkitan Nasional, Penumping, Solo. Kelezatan sup buntut di warung makan ini langsung tercium begitu Solopos.com melangkah melewati pintu masuk warung. Aroma rempah-rempah beradu dengan kaldu menggelitik hidup dan perut yang lapar.

Tanpa Gajih

Sop Buntut Mbak Yenny (Farid Syafrodhi/JIBI/Solopos)

Seperti Sup buntut Solo, sup buntut bikinan Mbak Yenny juga tanpa gajih. Rahasia kelezatannya terletak pada pemakaian enam jenis bumbu yang dipakai untuk memasak buntut dan kuahnya.

Sekilas kuahnya tampak sup buntut itu memang terlihat keruh. Tapi rempah-rempahnya langsung terasa sejak kali pertama sampai di lidah. Irisan kecil bawang merah dan bumbu lainnya mengambang di permukaan kuah.

Tak perlu menambah jeruk nipis dan sambal, sup ini sudah pedas dan kesegarannya. Tapi jika masih kurang pedas, Anda bisa menambahkan sambal sesuai selera. Seporsi sup buntut di warung ini harganya Rp32.000.

“Saya jual rasa. Jadi untuk rasa saya nomor satukan, dan alhamdulillah cocok dengan selera banyak orang,” ujar pemilik warung Sup buntut Mbak Yenny, Yenny Widayati, saat ditemui Solopos.com, Rabu (19/11/2014).

Dimasak 5 Jam
Proses masak sekaligus membumbui memakan waktu lima jam. Inilah yang membuat daging buntut pada sup tersebut jadi empuk dan bumbunya meresap. Setelah dimasak, buntut sapi ditiriskan selama lebih dari dua jam agar sisa bumbunya turun.

Salah satu pengunjung Sup buntut Mbak Yenny, Awaludin, mengatakan sangat menyukai rasa sup buntut bikinan Mbak Yenny. Sup itu sangat gurih dan enak, cocok disantap saat cuaca dingin.

“Bumbunya meresap dan kuahnya juga segar. Biasanya kalau sudah tidak hangat, kuahnya jadi kental, tapi ini tidak,” kata Awaludin.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif