Sport
Jumat, 21 November 2014 - 12:50 WIB

SEPAK BOLA GAJAH PSS VS PSIS : Dihukum 5 tahun, Ini Kata Ronald Fagundes

Redaksi Solopos.com  /  Jumali  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Dok)

 

Harianjogja.com, JAKARTA — Komisi Disiplin PSSI telah memutuskan sanksi terhadap para pelaku pertandingan “sepak bola gajah” antara PSIS versus PSS bulan lalu. Hukuman yang diputuskan itu dinilai membunuh karier para pemain.

Advertisement

“Saya kaget sekali begitu mendengar keputusan ini, yang menurut saya tidak adil dan aneh. Hukuman kepada pemain-pemain kok berbeda-beda. Padahal dalam sidang kami sudah kasih tahu semua, sudah jujur, tapi kok masih seperti ini,” ungkap pemain PSIS, Ronald Fagundes, saat dihubungi detiksport, Jumat (21/11/2014).

Ada 9 poin sanksi yang dijatuhkan Komdis untuk pihak PSIS, sedangkan untuk kubu PSS adalah 7 poin. Pelaku yang diputuskan bersalah pun bermacam-macam, mulai dari staf manajemen dan pelatih, pemain yang mencetak gol bunuh diri, pemain yang dianggap terlibat secara tidak langsung dalam proses gol-gol bunuh diri tersebut, sampai pemain-pemain yang duduk di bangku cadangan dan bahkan tidak bermain.

Ronald sendiri dihukum skorsing 5 tahun dan denda Rp150 juta. Bersama Julio Cesar Alcorse, keduanya divonis Komdis dengan keterangan “memberi hukuman larangan beraktivitas sepak bola selama 5 tahun dan denda Rp150 juta kepada pemain asing yang ada di klub tersebut”.

Advertisement

Di pertandingan tersebut Ronald tidak turun ke lapangan dan hanya duduk di bangku cadangan. Dikaitkan dengan isu bahwa PSIS dan PSS tidak ingin menang karena menghindari Borneo FC, Fagundes mengelak.
Menurut ketua Komdis Hinca Panjaitan, Ronald dan Julio “terkesan berbelit-belit saat dimintai keterangan. Sebagai pemain asing mereka seharusnya memberi contoh yang baik”.

“Kalau saya sih tidak takut lawan siapa-siapa. Tapi waktu itu saya dibilang pelatih, tidak main karena sudah dapat kartu kuning. Ya saya ikut instruksi pelatih saja,” ucap pemain yang juga pernah memperkuat PSM Makassar, Persik Kediri, dan Persisam itu.

“Hukuman ini namanya membunuh karier para pemain. Saya pribadi tidak masalah kalau memang harus berhenti main. Saya sudah 10 tahun main di Indonesia. Tapi kalau harus berhenti, saya tidak mau nama saya kotor,” ucap pemain berusia 35 tahun itu.

Advertisement

“Tapi sekali lagi, saya merasa prihatin dengan pemain-pemain Indonesia, apalagi yang masih muda-muda. Saya tahu, Indonesia punya pemain-pemain bagus. Tapi kalau begini, karier mereka bisa habis semua.”

Ronald juga mengatakan, hingga kini belum ada inisiatif dari pengurus klub terkait hukuman Komdis tersebut. Ia dan beberapa rekannya sudah saling menghubungi, tapi tidak ada tanggapan cepat dari pengurus.

“Belum ada (rembukan interen). Mereka (pengurus) bilang, ‘sabar, sabar’. Kok bisa, dalam situasi seperti ini kita harus bersabar,” imbuhnya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif