Jogja
Jumat, 21 November 2014 - 10:22 WIB

KENAIKAN HARGA BBM : Konsumsi Premium di Kulonprogo Turun 20%

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi bahan bakar minyak (Wahyu Darmawan/JIBI/Bisnis)

Harianjogja.com, KULONPROGO—Pasca-kenaikan bahan bakar minyak (???), konsumsi premium dan solar di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) menunjukkan penurunan. Penurunan konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi itu mencapai 20%.

“Sudah mulai terasa penurunannya. Setidaknya di SPBU kami mencapai kisaran sepuluh persen sampai 20 persen, terutama untuk bensin dan solar,” ujar Pengelola SPBU Kedundang Sukamto kepada Harianjogja.com, Kamis (20/11/2014).

Advertisement

Sukamto memaparkan, cara masyarakat membeli ??? juga tetap. Misal, biasanya membeli premium seharga Rp10.000. Saat harga premium dipatok Rp6.500 per liter, jumlah yang didapat masyarakat bisa sampai 1,5 liter lebih.

Namun, meski kini harganya naik, masyarakat tetap membeli dengan nominal tersebut tanpa memperhitungkan berapa liter yang didapatkan.

“Saya coba perhatikan beberapa hari ini, pola pembelian tidak berubah, namun tingkat konsumsi berkurang,” jelas Sukamto.

Advertisement

Penurunan konsumsi ??? bersubsidi saat ini, menurut prediksi Sukamto, hanya merupakan reaksi pasar. Dia meyakinkan, kemungkinan konsumsi masyarakat akan kembali normal mulai bulan depan. Sementara untuk konsumsi ??? nonsubsidi, sampai saat ini belum menunjukkan perubahan.

Lebih lanjut Sukamto menerangkan, dalam sehari kebutuhan premium dan solar di SPBU miliknya mencapai 8.000 liter dan 4.000 liter.

“Namun, setelah kenaikan harga kemarin, konsumsi premium turun menjadi 6.000 liter. Sedangkan solar turun menjadi 3.700 liter sampai 3.800 liter,” papar dia.

Advertisement

Direktur PD Aneka Usaha Kulonprogo Fitroh Nur Wijoyo Legowo, pengelola SPBU Wates menambahkan, perubahan konsumsi ??? baru dapat dipastikan apabila telah berjalan minimal sepekan. Namun, pihaknya tak menampik apabila penurunan konsumsi ?BM bersubsidi mulai terasa.

“Secara persentase kami belum dapat memastikan. Tapi sudah sangat terasa, turunya paling tidak sampai 1.000 liter,” jelas Fitroh.

Menurut Fitroh, penurunan konsumsi BBM bersubsidi tersebut dianggapnya wajar. Reaksi pasar menunjukkan bahwa masyarakat mulai melakukan penghematan.

Apalagi harga BBM bersubsidi jenis premium dipatok Rp8.500 per liter. Di mana selisih harga dari sebelumnya mencapai Rp2.000 per liter.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif