Soloraya
Kamis, 20 November 2014 - 23:30 WIB

PENCURIAN KLATEN : Congkel Pintu, Akbid Klaten Dibobol

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pencurian dengan pemberatan, atau curat. (JIBI/Solopos/Dok)

Solopos.com, KLATEN-Aksi kriminalitas kembali terjadi di Klaten, Kamis (20/11/2014). Kali ini pencuri menyatroni Akademi Kebidanan (Akbid) di Desa Danguran, Kecamatan Klaten Selatan. Pelaku yang berhasil membobol pintu mengambil uang tunai sekitar Rp5 juta dan handycam.

Berdasarkan informasi dari jajaran Polsek Klaten Kota, adanya aksi pencurian diketahui kali pertama oleh salah satu karyawan di kampus.

Advertisement

Saat itu, ia melihat ada jendela yang sudah terbuka dan kondisinya rusak. Pintu ruangan tempat menyimpan brankas juga rusak.

Ia yang mengetahui hal itu lalu melaporkan ke pimpinan di Akbid dan selanjutnya melaporkan peristiwa tersebut ke Polsek Klaten Kota.

Tak beberapa lama, polisi datang ke lokasi kejadian untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengecek barang-barang yang hilang.

Advertisement

“Kami sudah meminta keterangan dari sejumlah saksi dalam kejadian itu. Diduga, setelah merusak jendela dan pintu ruangan, pelaku langsung membobol brankas tempat menyimpan uang tunai. Sebelum dibongkar menggunakan linggis dan palu, brankas itu digulingkan dari tempatnya. Pelaku membawa uang tunai sekitar Rp5 juta dan satu unit handycam,” kata Kapolsek Klaten Kota AKP Warsono, Kamis.

Akibat aksi pencurian itu, kerugian diperkirakan mencapai belasan juta rupiah. Menurutnya, kasus pencurian di kampus tersebut sudah kali ketiga terjadi. Modusnya sama yakni masuk dengan mencongkel jendela dan merusak pintu.

Saat kejadian sebelumnya, pelaku berhasil membawa brankas yang ada di dalam ruangan.

Advertisement

“Aksi pencurian di Akbid itu sudah terjadi kali ketiga ini. Tapi, kali ini pelaku tidak membawa brankas karena terlalu berat. Sedangkan sebelumnya, pelaku berhasil membawa brankas,” ujarnya.

Terkait jumlah pelaku dan adanya keterlibatan orang dalam, pihaknya belum bisa memastikan karena masih dalam penyelidikan.

“Kami belum bisa memastikan apakah ada keterlibatan orang dalam atau tidak. Saat ini, kami masih menyelidiki dan mengembangkan kasusnya untuk mengetahui siapa pelakunya,” imbuh Warsono.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif