Soloraya
Kamis, 20 November 2014 - 04:40 WIB

KENAIKAN HARGA BBM : 5 Jam Penumpang Solo Telantar

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Demo Organda Solo, Rabu (19/11/2014). (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO–Puluhan kendaraan angkutan umum di Kota Solo memadati Jl. Jenderal Sudirman (Jensud), Rabu (19/11/2014) pagi.

Para sopir dan kernet angkutan umum yang datang dari berbagai wilayah di Kota Solo itu berkumpul di depan Benteng Vastenburg, Pasar Kliwon. Mereka duduk di taman kota berbincang-bincang.

Advertisement

Ada juga yang  membawa poster bertuliskan menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Tulisan itu seperti “Sopir menjerit gara-gara harga BBM naik”, “Sopir butuh makan, pengusaha butuh setoran”, dan “Tuntutan subsidi tidak dikabulkan tetap akan mogok total”.

Kedatangan mereka membuat Jl. Jensud berubah layaknya seperti Terminal Tirtonadi Solo. Bus ekonomi dan kendaraan umum antar kotaantar provinsi (AKAP) seperti bus Rela, Rosalia Indah, Mulyo Indah, Batik Solo Trans (BST), Solo Taksi, Bengawan Taksi, Kosti Taksi, dan Garuda Taksi parkir di sebelah kiri dan kanan jalan.

Advertisement

Kedatangan mereka membuat Jl. Jensud berubah layaknya seperti Terminal Tirtonadi Solo. Bus ekonomi dan kendaraan umum antar kotaantar provinsi (AKAP) seperti bus Rela, Rosalia Indah, Mulyo Indah, Batik Solo Trans (BST), Solo Taksi, Bengawan Taksi, Kosti Taksi, dan Garuda Taksi parkir di sebelah kiri dan kanan jalan.

Sekitar pukul 09.45 WIB ratusan sopir dan kernet itu menuju ke Balai Kota untuk bertemu Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo.

Salah seorang sopir bus kota koridor 3, Supriyanto, mengatakan dampak kenaikan BBM bagi angkutan sangat luar biasa. Salah satunya adalah harga suku cadang menjadi mahal.

Advertisement

Dia mengaku pendapatan bersih sebagai sopir angkutan Rp50.000 per hari. Sementara itu, uang setoran yang harus diberikan ke pengusaha senilai Rp230.000 per hari. Dengan naiknya harga BBM bersubsidi, kata dia, pengusaha akan menaikan besaran nilai setoran.

Sementara itu, kondisi penumpang angkutan mengalami penurunan akibat banyak penumpang beralih ke sepeda motor.

“Beban sopir angkutan semakin besar. Pemerintah harus memperhatikan nasib sopir angkutan” kata dia.

Advertisement

Sementara itu, salah seorang penumpang bus ekonomi Wonogiri-Solo, Tini, mengaku sudah lima jam menunggu bus tak kunjung datang.

“Kami tidak tahu kalau hari ini semua angutan umum mogok. Sebagai penumpang kami jelas kecewa,” kata dia ketika dijumpai Espos di Jl. Kapten Mulyadi, Pasar Kliwon, Rabu.

Karena bus tak kunjung datang, kata dia, langsung mengubungi keluarga di Ngadirejo Wonogiri untuk meminta dijemput. Karena jika tidak dijemput tidak bisa pulang ke rumah.

Advertisement

Pantauan Solopos.com, sejumlah penumpang angkutan umum khususnya jurusan Wonogiri-Solo banyak terlantar. Penumpang terlantar paling banyak ditemukan di sepanjang Jl. Kapten Mulyadi.

Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Organda Kota Surakarta, Joko Suprapto, mengatakan aksi ini hanya berlangsung selama satu hari. Semua pemilik perusahaan angkutan di Solo ikut aksi menolak kenaikan harga BBM.

“Kami menuntut ke pada pemerintah pusat untuk memberikan subsidi bagi angkutan umum di Solo. Jika tidak, kami sangat menderita dengan naiknya harga BBM,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif