News
Rabu, 19 November 2014 - 12:30 WIB

MAFIA MIGAS : Jokowi Instruksikan Usut Pengelolaan Petral

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) (JIBI/Solopos/Antara/Andika Wahyu)

Solopos.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo meminta kepada Menteri ESDM dan Menteri BUMN untuk me-review keberadaan PT Pertamina Energy Trading Limited (Petral) yang berdomisili di Singapura.

Perusahaan perdagangan minyak yang sahamnya dikuasai oleh perusahaan pelat merah Pertamina itu diduga menjadi biang keruwetan persoalan migas di Tanah Air selama ini.

Advertisement

Menteri ESDM Sudirman Said segera menindaklanjuti arahan presiden tersebut dengan mengirimkan tim reformasi tata kelola migas yang dipimpin oleh Faisal Basri pada pekan depan.

“Barangkali pekan depan akan berangkat ke Singapura akan berdiskusi dengan manajemen Pertamina. Pekan depan juga saya dan Bu Rini akan menerima laporan awal. Sesudah itu akan kita tetapkan langkah berikutnya apa,” ujar Said di Kantor Presiden, Rabu (19/11/2014).

Presiden memberi perhatian khusus tentang keberadaan Petral di Singapura tersebut dengan menanyakan latar belakang, peran, kedudukan dan sebagainya kepada Menteri ESDM Sudirman Said dan Menteri BUMN Rini M Soemarno.

Advertisement

Dengan review oleh tim reformasi tata kelola migas bertujuan untuk meyakinkan pengelolaan Petral dilakukan secara transparan, akuntable dan digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan bangsa.

“Kalau ada tanda tanda bahwa Petral ini tidak berfungsi sebagaimana tersebut diatas maka dibuka kemungkinan atau silakan dipertimbangkan kalau emang mesti ditutup ya ditutup. Tapi terlebih dahulu dilakukan review,” jelas Said.

Faisal Basri dan kawan-kawan yang bertugas mereview Petral dipersilakan untuk melakukan kunjungan ke Petral bersama Direksi Pertamina dan manajemen Petral. Pemerintah memberi waktu enam bulan untuk melakukan review tersebut.

Advertisement

“Tergantung temuan awal, tapi masa kerjanya tim reformasi itu enam bulan jadi cukup waktu leluasa. Dan kita belum tahu seberapa kompleks isunya jadi kita memberi kesempatan Pak Faisal dan teman-teman melaksanakan tugas,” ujar Said.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif