Soloraya
Rabu, 19 November 2014 - 21:45 WIB

INFO BELANJA : Bulan Tabu Nikah Berakhir, Permintaan Sembako Naik

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kenaikan harga telur (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Menjelang berakhirnya bulan yang tabu untuk menikah oleh pendukung budaya Jawa, Sura, permintaan telur dan minyak di Pasar Legi, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah mulai merangkak naik. Meski demikian harga keduanya masih stabil.

Pedagang di Pasar Legi mulai bersiap menghadapi naiknya permintaan pasar terhadap beberapa komoditi pangan menjelang berakhirnya bulan Sura. Bulan Sura merupakan bulan pertama pada penanggalan Jawa.

Advertisement

Dalam kebudayaan masyarakat Jawa, khususnya di daerah Solo, bulan Sura diyakini sebagai bulan yang dianggap tabu untuk melakukan segala kegiatan hajatan, termasuk pernikahan. Menurut mitos yang beredar di masyarakat Jawa, bulan Sura adalah bulan hajatan milik keraton. Sehingga apabila ada rakyat biasa yang mengadakan hajatan, mereka takut akan mengalami kualat.

Berdasarkan pantauan Solopos.com di Pasar Legi, Rabu (19/11/2014), komoditas pangan yang sudah terlihat mengalami pertambahan jumlah permintaan adalah telur ayam dan minyak goreng. Sayekti, 38, salah seorang pedagang telur ayam di Pasar Legi menuturkan bahwa permintaan telur ayam di tokonya sudah mulai naik. Dirinya juga menjelaskan bahwa hal itu dipengaruhi faktor akan berakhirnya bulan Sura dan memasuki akhir tahun sehingga banyak orang yang akan mengadakan hajatan.

Advertisement

Berdasarkan pantauan Solopos.com di Pasar Legi, Rabu (19/11/2014), komoditas pangan yang sudah terlihat mengalami pertambahan jumlah permintaan adalah telur ayam dan minyak goreng. Sayekti, 38, salah seorang pedagang telur ayam di Pasar Legi menuturkan bahwa permintaan telur ayam di tokonya sudah mulai naik. Dirinya juga menjelaskan bahwa hal itu dipengaruhi faktor akan berakhirnya bulan Sura dan memasuki akhir tahun sehingga banyak orang yang akan mengadakan hajatan.

“Dibandingkan dengan awal bulan, 3 hari ini permintaan telur di sini sudah mulai naik, soalnya bulan Sura mau habis dan masuk akhir tahun. Mungkin juga banyak yang mau nikahan, tadi sudah ada beberapa pemilik katering yang ambil di sini dan mulai mborong banyak. Mugkin sudah siap-siap,” ujar Sayekti.

Alimudin. 41, salah satu pedagang sembako di Pasar Legi juga menjelaskan hal yang serupa. Meski begitu, dirinya belum dapat memastikan apakah harga minyak goreng dan telur ayam tetap stabil hingga bulan Desember nanti. Hal itu dikarenakan ada kemungkinan telur dan minyak goreng terkena dampak dari naiknya harga bahan bakar minyak (BBM).

Advertisement

Suprapti, 39, salah seorang pembeli di kios milik Alimudin juga mengatakan bahwa harga minyak goreng curah dan telur ayam yang ia beli masih seperti biasanya. Dirinya mengungkapkan bahwa kenaikan harga BBM belum terlalu mempengaruhi harga sembako di Pasar Legi.

“Masih seperti biasa, telur ini tadi masih Rp16.500 per kilogram, minyak juga masih Rp10.500 per kilogram. Kemarin sempat takut juga sama pengaruh kenaikan harga BBM, tapi ternyata belum berpengaruh di sini,” ujar Suprapti.

Pulih
Rinda, 45, seorang pegawai di usaha jasa katering yang sedang berbelanja di Pasar Legi juga menuturkan bahwa usaha katering tempatnya bekerja sudah mulai membeli bahan makanan dalam jumlah yang banyak. Alasannya untuk berjaga-jaga jikalau harga bahan makanan mengalami kenaikan.

Advertisement

“Ini saya disuruh belanja lumayan banyak, soalnya khawatir kalau nanti harganya naik. Lebih-lebih beberapa hari ke depan kan Sura sudah selesai, katering tempat saya juga sudah ada beberapa pesanan keluar untuk hajatan,” tutur Linda.

Berbeda dengan Sayekti dan Alimudin, di kios milik Winulyo, 48, yang juga menjual telur dan minyak goreng di Pasar Legi, dirinya menganggap masih belum ada kenaikan jumlah permintaan yang berarti terhadap telur dan minyak goreng di kiosnya.

“Permintaan telur dan minyak masih seperti saat awal bulan, belum ada kenaikan permintaan yang wah. Biasanya nanti kalau masuk bulan Desember, kan banyak yang punya hajatan” ujar Winulyo. (Himawan Ulul/JIBI/Solopos.com)

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif